Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah "Taman Bermain" Baru Kami

Kompas.com - 19/01/2014, 16:47 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Riuh jeritan bocah memanggil sesama kawannya. Air menetes dari helaian rambut yang basah serta tubuhnya yang kuyup. Sesekali mereka saling menciprat ataupun duduk di tengah genangan air berwarna kecoklatan itu.

Malah ada beberapa yang tak tanggung-tanggung untuk tersungkur, dengan pose layaknya sedang berenang. Kakinya terangkat bergerak ke atas dan ke bawah seraya sedang bermain di pantai atau kolam renang.

"Papa, papa, Dewi boleh berenang ga?," ujar salah seorang anak meminta izin kepada orang tuanya. Ya, inilah taman bermain baru yang ada di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur.

Dua ruas jalan utama yang tergenang air mulai dari mata kaki hingga sepinggang orang dewasa. Jika pada hari biasanya di jalan tersebut disesaki oleh ramai kendaraan lalu lalang, namun khusus Minggu (19/1/2013) siang ini, jalan tersebut berubah layaknya kolam raksasa dan penguasanya adalah anak-anak.

Di kala banjir menerpa rumah-rumah penduduk, anak-anak memang yang paling terlihat senang. Apalagi yang bisa mereka dapatkan selain berenang gratis. Meski tentu tempat yang mereka renangi adalah banjir dengan ketinggian rendah, paling tinggi hanya selutut orang dewasa. Itu pun dengan pengawasan orang tua. "Iya aku mau berenang lagi, seneng," kata Dewi.

Dewi adalah salah satu dari anak-anak yang dengan ceria menerima banjir yang datang. Selain dirinya, puluhan anak lain pun terlihat serupa. Ada yang membawa ban berenang, botol-botol plastik, bahkan perahu karet milik tim SAR pun turut jadi sasaran empuk alat main mereka.

Beberapa anak terlihat telah menggigil karena terlalu lama berendam di air. Namun tetap saja mereka "nyemplung" kembali ke dalam air banjir.

Melihat polah anak-anak tersebut, Rini, salah satu orangtua mengatakan khawatir. Takut anak-anak nantinya akan jatuh sakit."Yang saya takutkan sih mereka sakit aja, masuk angin. Nanti kalau udah waktunya sekolah malah sakit," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com