Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pelecehan di Transjakarta Kenal dengan Korban

Kompas.com - 24/01/2014, 21:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Petugas transjakarta berinisial DS, yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap karyawati swasta berinisial FY (28) di ruangan genset selter transjakarta Harmoni, Jakarta Pusat, mengenal korban. Perkenalan tersebut terjadi karena korban pernah pingsan di tempat yang sama dan bertemu dengan DS.

"Jadi, yang kenal itu DS, kenal karena (korban) pernah pingsan di tempat yang sama," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jumat (24/1/2014).

Menurut Rikwanto, saat itu korban dalam kondisi setengah sadar karena badannya yang lemas akibat sakit mag kambuh. Petugas transjakarta berinisial EKL bersama tiga temannya kemudian membawa korban ke ruang genset dengan alasan untuk diobati. Namun, bukannya diobati, para pelaku secara bergantian meraba-raba tubuh korban. Di sanalah terjadi pelecehan seksual terhadap korban.

"EKL mulai meraba tubuh FY. Hal itu dilakukan bergantian oleh tiga pelaku lainnya, yaitu DS, IVE alias ILA, dan AKI," ujar Rikwanto.

Aksi keempat pelaku kemudian diketahui dua petugas transjakarta lain, yakni RA dan CI. Kedua saksi kemudian menegur para pelaku. "'Ngapain kalian di sini?'" kata Rikwanto menirukan perkataan saksi. Setelah itu, para pelaku pergi.

Berdasarkan pemeriksaan polisi, kedua saksi tersebut tidak mengetahui perbuatan empat rekan mereka. Korban kemudian dipapah dan tak lama kemudian pulang ke rumahnya. Pada keesokan harinya, korban melaporkan perbuatan pelaku ke Polres Metro Jakarta Pusat.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi menangkap dan menetapkan empat petugas transjakarta itu sebagai tersangka kasus pelecehan seksual. Polisi mengamankan barang bukti berupa kaus berwarna merah milik korban dengan noda bekas sperma. Atas perbuatan itu, para pelaku dikenakan Pasal 281 KUHP dengan ancaman di bawah lima tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com