Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi Sudah, Mengapa Jakarta Masih Banjir?

Kompas.com - 29/01/2014, 13:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepemimpinan era Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo serta Basuki Tjahaja Purnama telah melaksanakan beragam proyek penanggulangan banjir di Ibu Kota. Normalisasi sungai, waduk, saluran mikro, hingga drainase telah dilakukan. Namun, mengapa Jakarta masih banjir?

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengungkapkan, dua hal penyebab Jakarta masih dilanda banjir adalah belum selesainya seluruh proyek penanggulangan banjir. Kondisi tersebut pun diperparah dengan munculnya intensitas curah hujan yang tinggi dan cuaca ekstrem yang juga tak tentu.

"Semuanya lagi dalam tahap perbaikan semua. Di sisi lain Jakarta terus mendapatkan curah hujan yang cukup ekstrem," ujar Rudy saat dihubungi wartawan pada Rabu (29/1/2014) pagi.

Normalisasi sungai contohnya. Di DKI Jakarta ada 13 sungai besar. Namun, normalisasi hanya dilaksanakan di empat sungai besar. Sisanya akan dilaksanakan kemudian. Empat sungai itu pun belum 100 persen rampung.

Kendala utama ialah masih adanya permukiman warga di bantaran sungai sehingga tak memungkinkan masuk alat berat. Rudy menjelaskan, Sungai Ciliwung, misalnya, seharusnya mempunyai lebar 50 meter dengan trase kering di sisi kanan dan kirinya 15 meter. Namun, lantaran menjadi permukiman, lebar aliran sungai itu hanya 20 meter. Kondisi demikian terjadi di 12 sungai lainnya.

"Di Ciliwung, kalau Katulampa naik, pasti Kampung Pulo kerendam. Kali Krukut, kalau air naik, Petogogan pasti terendam. Sama di Kali Mampang, air naik, Duren Tiga, pasti kerendam," jelasnya.

Rudy yakin akan lain cerita jika bantaran sungai-sungai tersebut bersih dari permukiman dan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH), normalisasi sungai berjalan lancar, serta penambahan tempat-tempat penampungan air, baik di hulu maupun di Jakarta, bukan tak mungkin cita-cita Ibu Kota bebas dari banjir dapat terlaksana.

Jokowi telah menegaskan bahwa relokasi warga di bantaran kali harus dimulai tahun 2014 ini. Mereka akan dipindahkan secara bertahap seiring dengan rampungnya pembangunan rusunawa.

Selain terkendala soal pembebasan lahan, banjir di Jakarta juga terjadi akibat tumpang tindihnya saluran rumah tangga dengan sistem drainase di Jakarta. Rudy mengatakan, drainase harusnya khusus diperuntukkan bagi debit air hujan di jalan. Namun faktanya, drainase di Jakarta menjadi satu dengan buangan rumah tangga.

Belum lagi kondisi saluran diperparah dengan banyaknya utilitas, sampah, serta lumpur endapan mengakibatkan luas penampang saluran menjadi lebih kecil dan lebih sedikit menampung debit air. Alhasil, 74 titik genangan di Jakarta selalu muncul setiap hujan.

Rudy mengakui kesulitan mengurai tumpang tindih drainase di DKI Jakarta. Namun, persoalan itu dapat diselesaikan dengan cara pemasangan ducting di setiap saluran rumah tangga dan drainase.

"Hanya itu (ducting) solusinya. Kalau pakai itu nanti semuanya ada jalur alirannya sendiri-sendiri. Tapi, itu butuh waktu lama," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com