Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenakalan Masa Kecil Ahok, dari Penangkal Guna-guna sampai Salah Tembak

Kompas.com - 16/02/2014, 09:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.COM - Pulang ke kampung halaman banyak menguak memori lama. Ada yang menyedihkan, ada juga momen yang menggelitik. Begitu juga dengan Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, saat pulang ke kampungnya di Manggar, Belitung sejak Jumat (17/2/2014).

Berikut beberapa kisah menarik yang berhasil dihimpun Kompas.com dari pria yang akrab disapa Ahok itu, semasa masih di Belitung bersama beberapa teman semasa kecilnya.

Penangkal guna-guna

Masa kecil Ahok sama seperti kehidupan anak -anak kecil di Manggar, Belitung. Selain sekolah, waktu senggang diisi dengan bermain. Sekali waktu, ada sebuah pertandingan sepak bola di kampung. Ahok ikut di dalamnya. Tetapi ada satu kegelisahannya kala itu, yakni pihak lawan memakai guna-guna untuk bisa menang.

"Maklum, zaman dulu masih banyak yang pakai guna-guna buat sepak bola," ujarnya.

Ahok kecil putar otak. Entah mengapa yang terlintas di pikirannya kemudian adalah minyak babi. Konon, minyak babi ampuh untuk mengusir roh jahat. Dengan polosnya, Ahok pun mencuri minyak babi ibunya dan mengoleskannya di sepatu teman-temannya.

"Pas teman saya bilang nanti takut kena guna -guna, saya langsung bilang. Tenang, sepatu kamu semua sudah saya olesin minyak babi," ujarnya sambil tertawa.

Guna-guna salah alamat

Masih seputar guna-guna. Ada kisah lucu saat Ahok mulai menjalankan wirausaha  dengan seorang rekannya di Belitung. Suatu ketika, rekannya diserang demam tiba-tiba. Si teman itu mengira dia sakit akibat guna-guna dari kompetitor. Dua minggu lamanya dia sakit.

Kemudian sang rekan memasang plakat nama 'Basuki Tjahaja Purnama' di depan ruangan kerja Ahok. Ketika Ahok datang ke kantor, terkejut dia. Mengapa tiba-tiba ada plakat namanya.

"Ternyata teman saya yang bikin. Dia itu yakin bahwa yang mau diguna-guna itu sebenarnya saya. Tapi setannya salah alamat, makanya kena ke dia, bukan saya. Nah, plakat nama itu petunjuk supaya setannya itu enggak salah alamat lagi," ujar Ahok tertawa.

Ahok pun berkelakar, "Nanti setannya enggak bisa baca lagi. Harusnya dia pasang lengkap, nama sama foto saya," lanjutnya.

Gara-gara rokok

Sepanjang hidupnya, Ahok tidak merokok. Tetapi bukan berarti tidak pernah mencobanya. Percobaan merokok ketika duduk di bangku SD jadi pengalaman terakhirnya mengisap tembakau. Hingga saat ini Ahok trauma dengan yang namanya rokok.

Kisah ini didapatkan dari teman masa kecil Ahok yang bernama Su Yan. Suatu ketika, Ahok mengaku penasaran dengan rokok. Ayahnya perokok berat. Begitu juga dengan om dan para tetangganya. Ahok kecil pun mengambil sebatang rokok dan diam-diam menghisapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com