Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Bus Pariwisata Juga Bermasalah

Kompas.com - 18/02/2014, 15:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, bus tingkat wisata menghadapi masalah sehingga belum dapat beroperasi. Bus tersebut semestinya beroperasi pada akhir Januari atau awal Februari. "Bus pariwisata juga bermasalah," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Basuki menginginkan bus-bus itu memiliki standar internasional. Lima bus tingkat yang sudah didatangkan dari China itu sebetulnya memiliki lisensi internasional dari Australia. Adapun badan dan mesin bus tersebut bermerek Wai Chai dan dibuat di China.

Hambatan lainnya adalah bus tingkat itu harus diuji coba terlebih dahulu di Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Basuki mengatakan, seharusnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI mencontoh Pemerintah Kota Solo yang memiliki bus tingkat dari pabrikan Eropa. Menurut Basuki, bus itu bisa langsung digunakan tanpa harus diuji coba terlebih dulu.

"Kan konyol kalau beli mobil kayak begitu. Kenapa mesti beli mesin baru dan diuji coba dulu di Dirjen Perhubungan Darat, mana ada orang bodoh kayak begitu. Kalau beli mobil kan maunya sekali (langsung) pakai," kata Basuki.

Tak ingin mengulang kesalahan yang sama, mulai tahun ini Pemprov DKI Jakarta akan membeli seluruh barang dan jasa melalui e-catalogue dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Gubernur Jakarta Joko Widodo, Basuki, serta Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) akan mengawasi pengadaan barang melalui e-budgeting. Basuki berharap Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tidak lagi menemukan adanya anggaran siluman.

"Pejabat di Jakarta banyak yang pintar-pintar dan berani banget ini. Kalau dipecat, mereka sudah kaya. Beda dengan (pejabat) di daerah, kalau dipecat, ada rasa takutnya," kata Basuki.

Pemprov DKI sedianya mulai mengoperasikan lima unit bus tingkat wisata itu pada awal Februari. Rencana itu diundur menjadi Maret mendatang. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, setelah proses uji kelayakan di Dirjen Perhubungan Darat selesai, bus itu akan disertifikasi. Bus itu juga masih harus melalui uji kir serta pengurusan STNK. Selain pengurusan segala administrasi, Pemprov DKI Jakarta juga masih menunggu surutnya banjir yang merendam Jakarta. Apabila semua banjir dan genangan surut, bus itu akan beroperasi lancar tanpa harus beroperasi tidak menentu.

Saat ini bus tingkat wisata atau double decker itu ditempatkan di pul Cawang. Bus-bus itu akan beroperasi setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 21.00 WIB. Untuk memulai perjalanan, semua bus tingkat wisata akan parkir di Silang Barat Daya Monas. Pada pukul 09.00 WIB, kelima bus tingkat wisata mengelilingi Jakarta. Waktu tempuh tiap bus berjarak 30 menit.

Bus-bus itu akan menempuh dua rute. Rute pertama melewati Bundaran HI-Medan Merdeka Barat-Harmoni-Juanda-Gedung Kesenian Jakarta-Gereja Kathedral-Masjid Istiqlal-Juanda-Medan Merdeka Utara-Istana Negara-Balaikota-MH Thamrin-Bundaran HI. Adapun rute kedua mencakup Bundaran HI-Sudirman-Semanggi-Gatot Subroto-Hotel Sultan-JCC-TVRI-Hotel Mulia-Senayan (Plaza Senayan dan Senayan City)-Patung Pemuda-Sudirman-Semanggi-Bundaran HI.

Bus tersebut tidak memiliki halte khusus untuk berhenti dan beroperasi. Di beberapa titik wisata, bus-bus tersebut akan berhenti selama 1 menit untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Bus tersebut memiliki dimensi panjang 13,5 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4,2 meter. Bus ini memiliki kapasitas 60 tempat duduk dan dua di antaranya khusus untuk penyandang disabilitas.

Lantai bus dan pintunya sengaja dibuat pendek dan berada di sebelah kiri agar ramah untuk penyandang disabilitas dan orangtua. Spesifikasi lain yang membuat bus ini ramah penyandang disabilitas adalah melintas di jalur lambat, bukan jalur transjakarta. Bus juga dilengkapi pendingin udara, pengeras suara, CCTV, lengkap dengan petugas pemandu wisata. Di tiap bus, akan ada sebanyak tiga awak, yakni pengemudi, pramuwisata, dan petugas keamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com