Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kalau Politik Kita Jelek, Itu karena Dosa Anda Juga

Kompas.com - 15/03/2014, 22:22 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, dunia politik Indonesia tidak akan pernah bersih jika orang baik tidak mau masuk ke dalamnya. Karena itu, ia mengajak generasi muda yang bersih untuk mulai berani terjun ke dunia politik.

"Saya senang jika Anda masuk ke politik. Kalau Anda mengatakan politisi kita jelek, itu karena dosa Anda juga karena tidak mau masuk ke politik dan memperbaikinya. Itukah konsekuensi dari demokrasi," kata Basuki saat menjadi pembicara dalam acara IMA Youth Forum MDG's Award di Gedung Djakarta Theatre, Jakarta, Sabtu (15/3/2014).

Untuk terjun ke dunia politik, kata Basuki, tak harus dengan biaya mahal. Ia mengaku punya tips bagaimana merintis karier di dunia politik tanpa harus merogoh banyak biaya. Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, cara paling telat merintis karier politik adalah dimulai dengan mendaftar menjadi anggota legislatif di DPRD tingkat kota/kabupaten. Dan hal itulah yang pernah dilakukannya saat ikut terjun bertarung memperebutkan kursi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur pada Pemilu 2004.

"Cara yang paling mudah dan murah adalah mendaftar ke DPRD tingkat II. Di DPRD tingkat II, Anda bisa mengandalkan suara dari tetangga dan teman-teman Anda. Masa sampai tetangga dan teman-teman Anda tidak mau memilih Anda, kalau sampai itu terjadi, berarti Anda memang konyol," ujarnya.

Basuki lalu menceritakan masa saat ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Ia hanya mengantongi 92 suara. Saat itu, ia berstatus Ketua DPC Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Belitung Timur.

"Hanya 92 orang yang pilih saya. Kenapa, karena saya tidak mau kasi uang dan bantuan. Tapi saya ketua partai, nomor urut satu, jadi sisa- suara masuk ke saya, ha-ha," ucapnya.

"Tapi itu kan dulu. Kalau sekarang kan sudah pakai sistem suara terbanyak. Jadi kalau Anda masuk ke politik ditaruh paling bawah pun tidak apa-apa," katanya lagi.

Dan saat mulai menduduki jabatan itulah, kata Basuki, karakter seorang manusia diuji. Ia pun mengutip perkataan dari mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang mengatakan "Karakter asli seseorang akan terlihat saat ia diberi kekuasaan".

Di Indonesia, kata Basuki, banyak para aktivis yang berteriak lantang membela rakyat saat masih berada di luar sistem, namun tiba-tiba berubah saat sudah masuk ke dalamnya. "Untuk itulah Anda perlu masuk ke politik, untuk membuktikan karakter asli Anda. Setelah tujuh bulan saya jadi anggota DPRD, saya tidak nyolong, dan kalau melihat yang seperti itu, saya pasti lawan. Sampai mau diajak berantem. Saya tantang juga. Satu lawan satu siapa takut," kenangnya.

Basuki mengaku, karena sering bertengkar sesama anggota DPRD itulah, ia akhirnya disarankan oleh warga untuk maju menjadi Calon Bupati Belitung Timur pada Pilkada Belitung Timur 2005.

Pada awalnya, ia mengaku ragu bisa menang. Hal itu, karena latar belakangnya yang keturunan China dan beragama Kristen. "Warga bilang tidak apa-apa. Pada akhirnya saya menang, padahal penduduk Belitung Timur 93 persen muslim. Partai dominan PBB lagi, menguasai 55 persen kursi di DPRD. Jadi, rakyat sebenarnya lebih berakal sehat daripada politisi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com