KOMPAS.com
- Tak henti-hentinya kekerasan pada anak terjadi di ibu kota Jakarta dan daerah sekitarnya. Belum juga tuntas perkara penganiayaan pada anak-anak di Panti Asuhan Rumah Samuel, Tangerang, tertangani, sudah muncul kasus Iqbal yang dianiaya pria yang mempekerjakannya sebagai pengemis.

Pertanyaan yang mengganggu, apakah kejahatan semakin merajalela atau kita sebagai masyarakat yang semakin tidak peduli?

Pesan itu yang dibawa sekumpulan orang yang tergabung dalam Caroline Our Hero, yang simpati terhadap anak-anak korban kekerasan dan kejahatan. Untuk menyentil kesadaran warga, mereka mengusung ungkapan, ”Iblis Menang Saat Orang Baik Berdiam Diri”.

Ungkapan itu dimuat dalam stiker yang dibagikan kepada warga pada peluncuran gerakan Caroline Our Hero di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (22/3). Caroline adalah anak balita di Rumah Samuel yang meninggal karena sakit parah. Diduga kuat, anak balita itu sakit akibat ditelantarkan.

Alvina (36), salah seorang penggagas gerakan Caroline Our Hero, mengungkapkan, anak korban kekerasan terus berjatuhan, itu indikasi hilangnya kepedulian di masyarakat. Rumah Samuel, contohnya, sudah 15 tahun berdiri, tetapi warga di sekitar panti tak ada yang menyadari anak-anak di panti itu mengalami kekerasan.

”Apalah artinya kita menjadi orang baik, tetapi kita tak peduli terhadap keselamatan anak-anak di sekitar kita,” kata Alvina, yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan membantu usaha orangtuanya.

Atas dasar kesadaran itu, sudah lebih dari satu bulan ini Alvina menggelindingkan isu keprihatinan terkait dengan anak-anak Rumah Samuel di beberapa sosial media, seperti Facebook, Twitter, dan situs blog. Sebagai wujud kepedulian, Alvina mengajak setiap pengguna akun yang tergabung di dalam tautan Caroline Hero diminta mengunggah foto dengan berbagai ekspresi yang dilengkapi tulisan #CarolineHero.

Untuk menggugah kesadaran warga agar lebih peduli terhadap kekerasan pada anak, Alvina juga membuat sejumlah tulisan terkait dengan indikasi kekerasan pada anak di sekitar kita, dan cara menanganinya. Tulisan-tulisan itu dimuat dalam blog carolineourhero.blogspot.com.

Berdasarkan data Komnas PA, selama 2013 diperoleh pengaduan kekerasan pada anak sebanyak 1.620 kasus. Sebanyak 490 kasus adalah kekerasan fisik, 313 kasus kekerasan psikis, dan 817 kasus kekerasan seksual pada anak.

Sebelumnya, Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait telah mengingatkan pemerintah bahwa tahun 2013 merupakan tahun darurat nasional kejahatan terhadap anak. Ironisnya, kasus-kasus kekerasan pada anak itu justru terjadi di lingkungan terdekat anak. Pelakunya pun tak lain adalah orang yang semestinya melindungi anak, seperti orangtua, paman, dan guru.

Masihkah Anda hanya menjadi orang baik, atau mulai lebih peduli pada lingkungan sekitar? (MDN)