"Pembangunan hunian vertikal merupakan solusi untuk mengatasi masalah di Johar Baru. Bisa dibangun 20-40 lantai," kata sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Musni Umar, seusai memediasi pertemuan antara perwakilan warga Johar Baru dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, di Balaikota Jakarta, Kamis (26/3/2014).
Musni mengatakan, sering terjadinya tawuran di kawasan tersebut disebabkan terlalu padatnya penduduk di kawasan tersebut. Menurutnya, setiap satu meter persegi tanah yang berada di kawasan tersebut dihuni oleh sekitar 17 orang. Karena itulah, kata Musni, pembangunan rumah susun merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Jika nantinya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyetujui usulan tersebut, kata Musni, permukiman-permukiman liar yang ada di pinggiran Kali Sentiong juga dapat dibebaskan.
"Wagub sudah menugaskan kepada camat dan lurah untuk mengoordinasikannya kepada masyarakat. Sebagai sosiolog, saya juga akan ikut membantu," ujar Musni.
Tawuran menjadi hal yang biasa terjadi di Johar Baru. Tawuran bahkan pernah menyebabkan terjadinya kebakaran. Hal itu terjadi dalam tawuran antarwarga RW 1 dan RW 4 pada November 2013. Saat itu, warga tidak hanya saling lempar batu, tetapi juga saling lempar petasan.
Petasan yang meledak kemudian mengenai bensin eceran dan kemudian mengenai dua rumah. Akibatnya, dua rumah itu hangus terbakar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.