Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perilaku Urban Mulai Tampak

Kompas.com - 06/04/2014, 09:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS — Program kampung deret yang digalakkan di Jakarta berangsur menunjukkan hasil positif. Perlahan, warga mulai mengubah perilaku, khususnya terkait kebersihan dan kerapian lingkungan. Walaupun ada sejumlah kelemahan, semangat menata masyarakat urban perlu didukung.

Menurut pantauan Kompas, Sabtu (5/4), situasi resik tampak di RT 014 RW 001 Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Lokasi ini merupakan lokasi proyek kampung deret pertama yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pertengahan 2013. Para penghuni dari 38 rumah yang menjadi sasaran program tampak mulai beradaptasi dengan keadaan hunian yang teratur. Wilayah itu dibangun ulang setelah terbakar pada Maret 2013.

Selang delapan bulan sejak diresmikannya, kampung deret Tanah Tinggi terlihat rapi. Memang masih ada potongan sampah yang tercecer di jalan beraspal, tetapi jumlahnya tak seberapa, terutama apabila dibandingkan dengan kondisi RT 013 yang letaknya tepat di sebelah kampung deret ini. RT 013 tidak termasuk sasaran proyek kampung deret.

Budi Anto (45), salah satu warga kampung deret Tanah Tinggi, mengatakan, masyarakat kini mulai terbiasa membuang sampah di tempatnya. ”Bukan hanya orang dewasa, melainkan anak kecil pun begitu meskipun belum semuanya,” kata Budi.

Tak lama setelah Budi berkata demikian, di tengah cuaca yang panas terik, seorang anak berusia sekitar 7 tahun yang bermain di jalan tampak berjalan ke arah tempat sampah organik, membuka tutupnya, dan membuang bungkus minuman dinginnya ke dalam tempat sampah berwarna biru itu.

Titi Handayani (29), yang sudah tinggal 20 tahun di RT 013 RW 001 Tanah Tinggi, tampak menyapu dan memunguti sampah yang berceceran di jalan depan rumahnya. ”Kalau tidak saya bersihkan, bisa kotor. Saya kan di sini juga jualan makanan, jadi sekitar saya harus tetap bersih,” kata Titi, yang membuka warung makan di depan rumahnya.

Budi mengatakan, warga kampung deret Tanah Tinggi sekarang hidup lebih bersih dan sehat. Ketua RW sejak awal sudah mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarang. ”Kan, tempat sampahnya sudah disediakan,” kata Budi sembari menunjuk dua tempat sampah ramah lingkungan di depannya.

Di depan deretan rumah bercat hijau muda itu, tersedia tempat sampah dengan warna berbeda, yakni biru untuk sampah organik dan jingga untuk sampah anorganik. Meski kesadaran membuang sampah di tempatnya mulai ditegakkan, warga belum mampu membedakan sampah organik dan anorganik.

Tempat sampah organik, contohnya, masih menampung sampah berjenis plastik dan kertas. Sementara tempat sampah anorganik turut menampung sampah basah, seperti sayuran bekas.

Rizky (16), penghuni kampung deret, duduk sambil mengisap rokok. Tangan kanannya memegang sebungkus es teh manis yang setengah terisi. Tidak jauh dari tempat ia duduk, terdapat dua tempat sampah berwarna biru dan jingga.

”Bagaimana, ya? Setahu saya, yang sampah ini ke tong berwarna biru,” ujar Rizky sambil mengangkat bungkus minuman dingin di tangan kanannya.

Lalu, sampah yang bahannya dari kertas ke tempat sampah berwarna oranye.

Senada dengan Rizky, Budi mengakui hal tersebut. ”Saya juga tidak mengerti sampah mana yang harus masuk ke tempat sampah biru dan oranye itu. Yang penting, saya tidak buang sampah sembarangan,” kata Budi.

Ia menambahkan, sosialisasi tentang pemilahan jenis sampah memang belum pernah dilakukan di lingkungan kampung deret Tanah Tinggi.

Kamis lalu, Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor yang wilayahnya menjadi sasaran sejumlah proyek kampung deret mengatakan, mengubah pola pikir warga yang terbiasa hidup di permukiman kumuh merupakan tantangan dalam penyelenggaraan proyek kampung deret.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com