Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Lagu "Don't Change The Winning Team" Multitafsir

Kompas.com - 08/04/2014, 14:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak tahu maksud dari lagu "Don't Change The Winning Team". Menurutnya, lagu tersebut multitafsir karena di satu sisi menyesalkan majunya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden, namun di sisi lain meminta Basuki untuk ikut maju mendampingi Jokowi.

"Itu terjemahinnya gimana? Bingung. Ada yang bilang karena ada tanduk merahnya, jadinya jahat kalau misahin ada juga yang nerjemahin ini sekalian saja berdua ke pusat, ngapain pisah-pisah. Sekarang pilih aja mau nerjemahin yang mana," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (8/4/2014).

Basuki enggan menjawab tafsiran mana yang ia pilih, termasuk kemungkinan majunya ia sebagai calon pendamping Jokowi. Menurutnya, ia merupakan kader Partai Gerindra yang berbeda dari Jokowi yang berasal dari PDI Perjuangan.

"Memangnya aku dari PDI-P? Aku kan Gerindra. Kalau ada perintah Pak Prabowo (Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto), kayak gitu, ya beda lagi," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu.

Sebelumnya diberitakan, lagu "Don't Change The Winning Team" berisikan lirik-lirik permohonan agar Jokowi dan Ahok tidak berpisah. Lagu tersebut beredar dalam format video yang diunggah di Youtube per 1 April 2014.

Video klip tersebut menampilkan dokumen-dokumen, baik video maupun gambar, mengenai kebersamaan Jokowi dan Ahok selama memimpin Jakarta, di antaranya tampak masa-masa saat keduanya dilantik di Gedung DPRD DKI pada Oktober 2012, hingga saat blusukan bersama ke kampung deret Petogogan, Jakarta Selatan, Februari 2014.

Selain menampilkan dokumen video dan gambar, video klip lagu "Don't Change The Winning Team" juga menampilkan animasi mengenai Jokowi dan Ahok, termasuk saat keduanya dipisahkan oleh sesosok setan merah berbadan besar. Di bawah video tersebut, ada keterangan yang bertuliskan "tentang kekuatan jahat Setan Merah yang akan memisahkan keduanya". Adapun nama pemilik akun pengunggah adalah Arjuna Tanpa Panah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Merdeka Bogor Akan Direvitalisasi Tahun Ini, Calon Kontraktor Masih Diseleksi

Pasar Merdeka Bogor Akan Direvitalisasi Tahun Ini, Calon Kontraktor Masih Diseleksi

Megapolitan
Atlet Karate Aktif, Casis Bintara di Jakbar Sempat Berduel dengan Begal yang Menyerangnya

Atlet Karate Aktif, Casis Bintara di Jakbar Sempat Berduel dengan Begal yang Menyerangnya

Megapolitan
Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Megapolitan
Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Megapolitan
Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Megapolitan
Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Megapolitan
Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Megapolitan
Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Megapolitan
Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Megapolitan
Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Megapolitan
Sudirman Said Buka Suara soal Batal Maju sebagai Cagub DKI Jalur Independen

Sudirman Said Buka Suara soal Batal Maju sebagai Cagub DKI Jalur Independen

Megapolitan
Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi

Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi

Megapolitan
Jukir di Minimarket Dilarang, Bagus Bakal Beralih Jadi Ojol “Full Time”

Jukir di Minimarket Dilarang, Bagus Bakal Beralih Jadi Ojol “Full Time”

Megapolitan
Pengakuan Jukir Minimarket Tebet: Saya Setor ke Oknum yang Pegang Wilayah Sini...

Pengakuan Jukir Minimarket Tebet: Saya Setor ke Oknum yang Pegang Wilayah Sini...

Megapolitan
Simulasi Pendapatan Parkir Liar di Jakarta, Bisa Raup Rp 1,28 Miliar Per Hari

Simulasi Pendapatan Parkir Liar di Jakarta, Bisa Raup Rp 1,28 Miliar Per Hari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com