"Warga mudah terprovokasi, dan mudah emosi, jadi sulit untuk negosiasi," ujar Kepala Seksi Humas KBN Wati kepada Kompas.com, Jumat (11/4/2014).
Wati mengatakan, belum ada tindak lanjut proyek pekerjaan pembangunan rusun. Saat ini hanya dilakukan perataan tanah di lokasi yang akan dibangun rusun.
Menurut Wati, pengelola KBN, melalui Direktur Operasi dan Sosialisasi, telah melakukan sosialisasi dengan warga terkait keluhan warga. Warga beranggapan, keberadaan rusun akan mengurangi pendapatan mereka.
Selama ini, sebagian warga di Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakut, mencari keuntungan dengan menyewakan rumah dan kamarnya kepada karyawan KBN. Selain itu, warga juga mengeluhkan penimbunan dan perataan tanah di area pembangunan rusun.
Menurut Amin, warga Sukapura, Cilincing, Jakut, sebelumnya warga tidak pernah merasakan banjir. Namun, semenjak dilakukan penimbunan tanah, banjir kerap terjadi saat hujan.
Menanggapi hal tersebut, Wati mengatakan, pengelola KBN sedang membuat perencanaan teknis untuk mengatasi masalah tersebut. Saat ini, yang dilakukan oleh pengelola adalah bagaimana menemukan kesepahaman dengan warga.
"Kita akan terus melakukan negosiasi untuk menemukan win-win solution," ujar Wati.
Proyek pembangunan rusun pekerja tersebut akan menjadi kelanjutan setelah peresmian pembangunan Rumah Sakit Umum Pekerja KBN. Untuk pembangunan rusun, badan usaha milik negara (BUMN) melakukan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.