Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Desak Jokowi Tindak Lanjuti Temuan ICW

Kompas.com - 15/04/2014, 06:22 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI Jakarta mendesak Gubernur DKI Jakarta menindaklanjuti temuan dugaan penyelewengan anggaran di Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Temuan itu pun diminta dibawa ke ranah hukum.

"Kami mendukung langkah-langkah ICW yang ingin mengusut tuntas indikasi korupsi anggaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Semua yang terindikasi ikut penyelewengan anggaran dan kolusi atau korupsi harus diusut tuntas," kata Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi melalui pesan singkat, Senin (14/4/2014).

Menurut Sanusi, sangat disayangkan bila Jokowi tak menindaklanjuti temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) tersebut. Sebagai pendukung Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2012, kata dia, Partai Gerindra telah memberikan amanah untuk Jokowi tegas menolak praktik-praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme.

Bahkan, kata Sanusi, jelang pilkada dua tahun lalu itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto telah mewanti-wanti agar Jokowi dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, untuk selalu teliti dan mencermati penggunaan anggaran di lingkungan birokrasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Saat itu, Pak Prabowo menyampaikannya di depan Jokowi dan Ahok saat mereka mau diusung oleh Gerindra dan PDI Perjuangan, di depan tim Gerindra dan PDI Perjuangan di Dharmawangsa," kata Sanusi.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengatakan menerima data dari ICW tentang dugaan penyimpangan pos anggaran berlipat pada APBD 2014 yang nilainya mencapai Rp 700 miliar. Menurut Lasro, ada beberapa temuan penggelembungan dana untuk pembelian sejumlah barang, seperti pot bunga.

"Ada mata anggaran penambahan lima pot. Setelah kami mengecek di lapangan, diketahui bahwa sekolah itu hanya butuh dua pot bunga," kata Lasro di Balaikota Jakarta, Jumat (11/4/2014). Sebagai langkah antisipatif, Lasro mengatakan, dia telah memerintahkan timnya untuk melaksanakan sensus sekolah.

Sensus itu menginventarisasi kebutuhan sebuah sekolah. Setelah itu, dia akan membandingkannya dengan perencanaan anggaran yang masuk. Jika ada yang tidak sesuai, maka kepala sekolah akan dipanggil. "Ini untuk APBD 2015. Kita harus begini supaya lebih baik lagi," ujarnya.

Sementara itu, Basuki berjanji akan menindaklanjuti temuan ICW ini. Bahkan, ia menduga penyimpangan-penyimpangan kemungkinan tidak hanya terjadi di Dinas Pendidikan. "Semua kami teliti. Banyak dinas lain juga. Yang pasti temuan di Dinas Pendidikan pasti akan ditindaklanjuti secara bertahap," kata Basuki.

Basuki menilai, penyimpangan dalam proyek-proyek di Dinas Pendidikan akan bisa dihindari jika Pemprov DKI telah menerapkan sistem electronic budgeting. Sebab, dengan sistem tersebut, akan diketahui mana barang-barang yang penting untuk dibeli dan mana yang tidak. "Seperti pembelian barang dan alat tulis itu sebenarnya tidak perlu. Jadi, nanti kami kunci saja. Nanti di APBD perubahan langsung kami ubah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com