Laporan kecurangan ini didapatkan dari posko UN FSGI yang dibuka sejak 1 April 2014 hingga hari kedua ujian, Selasa (15/4/2014). "Transaksi ada yang dilakukan di resto siap saji, Mc'D (McDonald). Untuk pembayaran, polanya mereka (siswa) patungan. Bila kemahalan, mereka ajak sekolah lain," ujar Sekjen FSGI Retno Listyarti di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Selasa.
Retno memaparkan, untuk pembayaran, sindikat ini menggunakan pembayaran melalui koordinator yang dibuat bertingkat, mulai dari koordinator kelas, jurusan, sekolah, wilayah, dan pusat. Sindikat ini diduga merupakan oknum dari pihak dalam sekolah yang merupakan tim sukses UN.
"Sindikat ini pertama kali tercium lima tahun yang lalu, diduga melibatkan oknum bimbingan belajar dan para alumni," ujar Retno.
Meski ada 20 tipe soal pada UN 2014, katanya, hal ini tak serta-merta menghapuskan hadirnya sindikat jual beli kunci jawaban ini. "Walaupun 20 tipe, bisa diatur oleh sekolah anak itu selalu bisa mendapatkan tipe soal yang sama setiap harinya," ucapnya.
Harga setiap paket soal bervariasi. Biasanya para siswa patungan dengan besaran minimal Rp 50.000 sampai dengan Rp 200.000 untuk enam mata pelajaran. "Harga sangat bergantung pada permintaan si pembeli kunci jawaban. Apakah mau sekadar lulus 60 persen, 80, 90, dan 100 persen," kata Retno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.