Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Beri Jokowi Gang Sempit, Jangan Jalan Lebar"

Kompas.com - 29/04/2014, 08:47 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


KUPANG, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo blusukan ke rumah potong hewan sekaligus pasar tradisional di Oeba, Fatuwesi, Kelapa Lima, Kupang, Selasa (29/4/2014) pagi. Jokowi disambut antusias oleh pedagang pasar.

Saat berada di persimpangan jalan pasar, protokol Pemprov NTT sempat bingung memilih jalan blusukan. Apa melalui gang kecil atau jalanan pasar yang lebar. Kebingungan tersebut lalu didengar oleh pedagang setempat.

"Beri Jokowi gang sempit. Jangan jalan lebar. Biar dia bertemu dengan masyarakat langsung," teriak pedagang seraya tertawa.

Akhirnya, Jokowi beserta rombongan pun melalui gang sempit. Gang tersebut memiliki panjang lima meter dan lebar satu meter. Di tepi gang itu ada penjual kopi sehingga lebarnya kian sempit. Belasan pedagang dengan ponsel di tangan menyambut Jokowi di ujung gang.

Di pasar itu, Jokowi sempat membeli sekantong bawang merah. Kejadian unik mewarnai peristiwa itu. Seorang pemuda menaiki lapak pedagang agar mudah melihat Jokowi. Dia menghentak-hentakkan kakinya sambil berteriak "hidup Jokowi, hidup Jokowi".

Aksi sang pemuda mendapat protes dari pemilik lapak. "Hei, jangan lompat-lompat di saya punya kayu. Pecah semua itu," timpal pedagang.

Namun, sang pemuda tidak mengendurkan semangat teriaknya. Ia hanya menghentikan hentakan kakinya.

Jokowi, yang mengenakan kemeja lengan panjang putih, datang bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya ke rumah potong hewan pukul 07.50 Wita. Sekitar 10 menit berdiskusi di tempat pemotongan sapi itu, Jokowi dan rombongan berjalan kaki ke Pasar Oeba, sekitar 200 meter dari tempat pemotongan sapi tersebut.

Kedatangan Jokowi merupakan bagian dari kerja sama antara Pemprov DKI dan Pemprov NTT di bidang peternakan sapi. Kerja sama tersebut diklaim berpengaruh positif ke banyak hal. Pertama, pemerataan kesejahteraan masyarakat. Kedua, menjadikan Jakarta kota efisien. Ketiga, menekan impor daging sapi. Keempat, mengembangkan komoditas lokal dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com