Padahal fasilitas itu dibangun agar para pejalan kaki tidak menyeberang di badan jalan yang sebenarnya membahayakan mereka.
Banyaknya penyeberang menyebabkan kemacetan karena pengguna kendaraan bermotor harus menghentikan laju kendaraan untuk memberi kesempatan para penyeberang itu.
"Repot, malas naik-naik tangga lagi," ujar seorang penyeberang jalan kepada Kompas.com, Sabtu (3/5/2014).
Pantauan Kompas.com, Sabtu siang, selain karena warga yang menyeberang, banyaknya angkot yang menunggu penumpang (ngetem) di sembarang tempat juga menambah kemacetan. Padahal di situ dipasang rambu dilarang berhenti.
Tidak terlihat ada petugas kepolisian ataupun pihak Dinas Perhubungan berada di lokasi. Padahal kemacetan itu hampir sepanjang 1 kilometer, tepatnya dari depan kampus Universitas Pancasila, hingga ke titik tempat warga menyeberang (dari arah Depok menuju Pasar Minggu).
Padahal setelah melewati titik tersebut, arus lalu lintas kembali lancar karena hari Sabtu adalah hari libur kerja, yang mana jumlah kendaraan yang menuju arah Jakarta tidak terlalu banyak seperti pada hari-hari lainnya.
Jembatan penyeberangan di Lenteng Agung mulai beroperasi sekitar akhir 2013. Tujuan pembangunan jembatan ini dimaksudkan untuk mempermudah warga yang hendak menyeberang dari dan menuju Stasiun Lenteng Agung.
Awalnya, keberadaan jembatan penyeberangan tersebut diharapkan bisa mengurai kemacetan yang timbul di kawasan tersebut, yang sering kali disebabkan karena banyaknya penyeberang jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.