Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibawa Pulang Pengunjung, Gelang Monas Makin Sedikit

Kompas.com - 28/05/2014, 09:17 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengunjung Monumen Nasional (Monas) kini tak lagi perlu mengenakan gelang warna warni yang berlaku sejak 3 Maret 2014. Gelang yang memiliki delapan jenis warna itu hanya bertahan selama satu bulan.

Menurut Kepala Unit Pengelola Monas Rini Hariyani, gelang tidak lagi diberlakukan karena antusiasnya para pengunjung terhadap penanda sesaat itu membuat jumlah gelang terus berkurang.

"Sekarang gelang sumbangan (perusahaan) itu diminati masyarakat banyak tapi gelang sudah berkurang banyak," ujar Rini kepada Kompas.com, Selasa (27/5/2014).

Rini melanjutkan gelang bertuliskan PT Sarang Teknik Utama Indonesia, perusahaan yang menangani proyek, semakin sedikit karena banyak pengunjung yang membawanya pulang atau menarik paksa hingga putus.

Para pengunjung, lanjut Rini, mengira gelang tersebut sebagai cenderamata dari Monas untuk para pengunjungnya. Rini mengatakan Monas hanya sekali mendapatkan sumbangan gelang yang berjumlah 3.000 buah.

Kini, pihak pengelola Monas sedang memprogramkan pengadaan kembali gelang tersebut guna menertibkan pengunjung yang mengantre di lift menuju puncak Monas. Program ini , kata Rini, masih dalam tahap pembicaraan pengelola Monas.

"Ada program untuk pengadaan, mudah-mudahan tahun ini bisa (berlaku)," ujar Rini.

Rini menyatakan untuk desain gelang akan berbeda dengan PT Sarang Teknik Utama Indonesia. Rini menyebutkan akan membuat gelang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Nanti rencananya beda dengan sebelumnya. Prosesnya ada tulisan 'Enjoy Jakarta' dan 'Pemprov DKI Jakarta' saja," ucap Rini.

Sebelumnya diberitakan, unit pengelola Monas memberlakukan sistem antrean baru dengan mewajibkan pengunjung mengenakan gelang di pergelangan tangan saat menaiki lift Monas. Sistem ini mulai diberlakukan sejak 3 Maret 2014. Pengunjung akan menaiki lift sesuai dengan jam berlaku di gelang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com