Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2014, 08:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mencapai Jakarta Baru tampaknya belum berjalan maksimal. Masih banyak program unggulan, di antaranya Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), dan kampung deret, tidak tuntas diselesaikan oleh Pemprov DKI. Padahal, program itulah yang langsung menyentuh warga ibu kota Jakarta.

Pengamat perkotaan asal Universitas Triksati, Nirwono Yoga, mengatakan, kebijakan dari Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, masih belum maksimal. Menurut dia, program itu tidak dikerjakan secara tuntas sehingga menyebabkan munculnya berbagai masalah.

"Program yang seharusnya Jakarta Baru saya nilai masih sebagai 'Jakarta Setengah Baru'," kata Nirwono.

Menurut dia, bagaimana pun masyarakat perlu memberikan apresiasi kepada Pemprov DKI karena telah memunculkan gagasan melalui program-program unggulan, seperti KJP, KJS, lelang jabatan di birokrasi Pemprov DKI, dan penataan kawasan padat penduduk dengan cara kampung deret.

"Itu memang harus kita apresiasi walaupun belum sempurna, seperti banyak penerima KJP yang tidak tepat sasaran dan hasil lelang jabatan yang belum bekerja seperti optimal," tuturnya.

Sementara itu, untuk penataan kawasan padat penduduk, sebenarnya hanyalah jangka pendek saja. Menurut dia, kampung deret hanyalah penataan lingkungan dan rumah. Akan tetapi, mengatasi kawasan padat penduduk belum berhasil dilaksanakan.

"Seharusnya dibangun rumah susun yang diberikan kepada warga Jakarta," ujarnya.

Penanganan banjir dengan menormalisasi Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, tampaknya belum bisa mengatasi masalah tahunan DKI Jakarta. Sebab, waduk  yang ada di Jakarta ada 44 dan 14 situ. Sementara itu, saat ini, baru dua waduk yang dinormalisasi.

"Tahun ini Jakarta akan tetap terendam banjir. Kita juga harus memperhatikan di pantai utara sebagai tempat akhir dari air. Saat ini kondisinya sangat memprihatinkan sekali karena penuh dengan sampah," katanya.

Sementara itu, upaya penanganan kemacetan dengan upaya penambahan bus transjakarta dan pembangunan moda transportasi masal berbasis rel, yaitu monorel dan MRT, seperti berjalan di tempat. Sebab, pengadaan bus terkendala karena mengalami kasus. MRT akan molor karena permasalahan dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Persoalan paling klimaks adalah kembali mangkraknya monorel.

"Jadi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum bisa mengubah budaya masyarakat dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi publik sehingga Jakarta masih akan dilanda macet," ujarnya.

Oleh karena itu, dia meminta Pemprov DKI mengerjakan segala program-program yang belum selesai dikerjakan agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari pembangunan yang dilakukan (bin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com