Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Gagal Memerkosa, Satpam Ini Curi Ponsel Korban

Kompas.com - 22/06/2014, 00:32 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejahatan di atas Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) kembali terjadi. Kali ini terjadi di JPO depan gedung Prasetia Mulya, Cilandak, Jakarta Selatan. Polda Metro Jaya menjelaskan peristiwa ini sebenarnya terjadi pada Senin (16/6/2014) lalu.

Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto kejahatan itu menimpa seorang karyawati Prasetia Mulya, Nurimah (26) yang ditemukan tergeletak dengan luka di kepalanya di jembatan penyeberangan itu.

"Pada Senin 16 Juni 2014 sekitar pukul 04.45, ditemukan seorang wanita tergeletak dengan luka di bagian kepala dan celana sobek di bagian selangkangannya. Korban saat itu sedang menuju tempat kerjanya," kata Rikwanto, Sabtu (21/6/2014).

Rikwanto menambahkan, selain luka di kepala, korban juga menderita luka lebam di mata kanan, hidung berdarah, bibir bagian bawah sobek dan leher memerah.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi akhirnya mengetahui pelaku penyerangan itu adalah Mulyadi (35) yang sehari-hari bekerja sebagai satpam di kawasan Kebun Jeruk, Jakarta Barat.

Pada Jumat (20/6/2014), polisi menangkap tersangka pelaku di tempat kerjanya. Menurut pengakuan pelaku, saat itu dia tengah mengendarai sepeda motornya setelah pulang dari tempat kerjanya.

Saat melintas di depan gedung Prasetia Mulya, Cilandak, dia melihat korban sedang menyeberangi JPO sendirian. Saat itulah muncul niat untuk memperkosa korban.

Pelaku langsung menghampiri korban, menariknya dan menghantamkan kepala perempuan itu ke lantai JPO. Akibat hantaman ke lantai JPO itulah korban menderita sejumlah luka di kepala dan wajahnya.

"Pelaku gagal melakukan niatnya karena pada waktu bersamaan ada orang melintas di TKP sehingga pelaku melarikan diri. Namun, pelaku sempat membawa satu buah handphone milik korban," tambah Rikwanto.

Rikwanto menambahkan pelaku diketahui merupakan residivis kasus pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan seorang model yang dilakukannya di tangga darurat komplek SCBD pada tahun 2009 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com