"Rute yang dilalui cukup jauh. Untuk ukuran siswa SMA baru, cukup berat. Dalam penelusuran rute, kita juga temukan lokasi yang diduga tempat penganiayaan," kata dia di Mapolda Metro Jaya, Senin (30/6/2014).
Rikwanto juga mengatakan, penyidik melakukan rekonstruksi mini terkait proses penganiayaan itu. Namun, rekonstruksi dilakukan oleh pemeran pengganti, bukan oleh para siswa yang terlibat dalam kegiatan.
"Penganiayaan terhadap korban dilakukan di lokasi berbeda. Rutenya panjang dalam satu penelusuran rute tersebut. Korban tidak sanggup atau ngedrop sekali waktu itu," urainya.
Arfiand diketahui meninggal dunia pada Jumat (20/6/2014) di Rumah Sakit MMC, Jakarta, setelah mengikuti kegiatan pencinta alam tersebut. Pemeriksaan atas kematiannya telah melibatkan 30 saksi.
Terakhir, pada Senin ini, polisi memeriksa lima siswa kelas II yang merupakan pembina kegiatan. "Kelimanya diduga ikut melakukan penganiayaan," tutur Rikwanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.