Hal itu seperti yang terjadi di SMAN 70. "Kami belum menerima SK jadi Sisgahana (nama ekskul PA) belum ditutup, tetapi karena ini liburan jadi aktivitas tidak banyak. Anak-anak pun (anggota Sisgahana) belum ada yang komplain soal ini," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 70 Achmad Muchtar, Senin (7/7/2014).
Hal senada juga diungkapkan oleh Marie Stella, Ketua Pencinta Alam SMA Charitas. "Sekolah sih belum ada pemberitahuan PA bakal dibubarin, tetapi saya dan teman-teman kurang setuju kalau nanti PA langsung dibubarin gitu aja. Sebaiknya harus ditinjau dulu kenapa bisa sampai kejadian seperti itu (kasus SMAN 3)," kata Marie kepada Kompas.com.
Marie menginginkan kasus SMAN 3 diusut tuntas sehingga Pemprov DKI Jakarta begitu saja menutup semua kegiatan ekstrakulikuler PA.
"Memang cara mendidik mereka (senior PA SMAN 3) yang berlebihan atau gimana? Lalu yang lebih penting, memangnya di SMAN 3 tidak ada pembinanya ya sehingga bisa ada kejadian seperti ini," kata Marie.
Sebelumnya, Jumat kemarin, Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan penutupan semua ekskul pencinta alam di sekolah-sekolah seluruh Jakarta.
Keputusan tersebut diambil setelah terjadinya kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian anggota kegiatan pencinta alam SMAN 3.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.