Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan dan Pelajaran dari Dedy Lutan

Kompas.com - 11/07/2014, 14:56 WIB
Catatan Kaki Jodhi Yudono

jalan ini sudah terlalu tua
telah dilihatnya
nasib melintasinya berulangkali
juga suara-suara yang datang dan pergi...

perdu yang pernah subur
menyemak, membelukar di kanan kirinya
telah menjelma pohon asam
mahoni
mungkin juga rasamala

siapa yang menunggu
di ujung sana?
.....

(Jalan Tua, Dedy Lutan)

Di atas adalah penggalan larik-larik puisi yang dituliskan di sebuah poster besar, tepat di atas kepala lelaki yang terbujur kaku malam itu. Dia dibaringkan di sebuah dipan berkasur, di tengah-tengah aula kecil tempat dirinya biasa melatih anak-anak didiknya menari di Dedy Lutan Dance Company (DLDC). Di tempat itu pula, dulu dia menerima saya menjelang dirinya menerima anugerah kebudayaan sebagai maestro tari, akhir tahun 2013.

Tapi malam ini, dia yang memiliki nama panggilan Dedy Lutan telah terbaring dalam diam. Pada Kamis sore (10/7) pukul 16.01, Dedy pergi menghadap Ilahi, setelah penyakit strooke menyerangnya dari tahun 2012, sepulangnya dari Lombok untuk acara Pergelaran Tari Nusantara.

Dedy meninggalkan seorang isteri dan tiga orang anak, serta dua cucu. Menikahi Elly D Lutan yang juga seorang penari dan koreografer, Dedy dikaruniai tiga anak. Mereka adalah: Panji Danan Setiawan, Satwika Galuh Wardani, dan Dimas Panji Nurfadilah. Dedy dianugerahi dua cucu: Senandung Naghmaliha Ainnayah Latifahira dan Tembang Nahmadia Zaneta Zeba.

Memandang jasadnya yang telah beku, saya pun terkenang perjumpaan saya dengannya setahun lalu. Kala itu Dedy sudah duduk di kursi roda. Tapi pada matanya, saya masih menangkap semangat hidupnya yang menyala-nyala. Dia mengaku masih ingin terus berkarya dan berkarya. Dan itu dia ungkapkan lewat kata-kata, "Kalau boleh meminta, saya ingin segera sehat kembali agar saya bisa berkarya lagi. masih banyak yang belum saya kerjakan dengan untuk tari dan negeri ini."

Pada Kamis malam itu, Elly Lutan, sang isteri, duduk di pojok, bersandar di tiang bangunan aula. Pada tiang itulah, sepasang suami isteri yang berprofesi sebagai penata tari itu biasa duduk bersandar seraya menyaksikan anggopta DLDC berlatih tari. Sebelum saya bersimpuh di samping jasad Dedy, saya sempat menghampiri Elly dan memeluknya. Lirih Elly berbisik, "Maafkan Mas Dedy, ya..."

Dedy Lutan telah pergi mendahului kita. Tapi sungguh, pada kepergiannya itu, saya mendapatkan banyak pesan dan pelajaran darinya. Pesan itu nampak benar sejak setahun lalu, saat dirinya telah terserang strooke. Dedy seperti sedang bergegas menuju rumah abadinya, dengan menyelesaikan semua pekerjaan artistiknya sebagai seorang seniman maupun sebagai seorang intelektual.

Pada akhir November, Dedy beroleh Anugerah Kebudayaan kategori "Maestro dalam Bidang Tari". Tanggal 19 Desember 2013, dia menggelar drama tari "Jalan Cintamu Tak Berujung" bertepatan dengan ultah DLDC yang ke 23 di Gedung Kesenian Jakarta. Tanggal 13 Mei, dia menggelar drama tari "Hutan Pasir Sunyi" di Kebun Raya Bogor, sebagai desertasi untuk meraih gelar doktor. Dedy lulus sebagai doktor dengan predikat cumlaude.

Dalam sakitnya, Dedy terus bersemangat. Dia seperti tak mau kehilangan kesempatan sedetik pun tanpa berkarya. Itulah sebabnya, pada kepergiannya; saya, dan juga kawan-kawan lain yang menghormatinya, seperti cerpenis Yanusa Nugroho, Sujiwo Tejo, Bujel Dipuro, dan kawan-kawan lainnya yang malam itu datang melayat, memberikan penghormatan penuh takzim kepadanya. Saya bilang ke Yanusa, bahwa kepergian Mas Dedy adalah kepergian yang sempurna. Dia pergi setelah semua pekerjaan ditunaikan dengan hasil yang sangat memuaskan.

Sungguh, Dedy membuat "iri" kami semua yang ditinggalkannya. Dia telah menyelesaikan "pertunjukan" hidupnya sedemikian sempurna dan indah, seperti halnya nomor-nomor pertunjukan hasil karyanya yang selalu mengagumkan.

***
Maka, seusai berdoa, saya pun duduk agak ke belakang, memberi kesempatan yang lain untuk berdoa. Sambil melihat beberapa poster pertunjukan di sekeliling aula, saya seperti sedang membuka halaman demi halaman buku pelajaran yang diwariskan Dedy kepada dunia tari Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Megapolitan
Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Megapolitan
PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

Megapolitan
Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Megapolitan
Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Megapolitan
Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Megapolitan
Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Megapolitan
Atasi Permasalahan Stunting, Dharma Wanita PAM Jaya Raih Penghargaan dari Wali Kota Jakarta Pusat

Atasi Permasalahan Stunting, Dharma Wanita PAM Jaya Raih Penghargaan dari Wali Kota Jakarta Pusat

Megapolitan
Terkait Permasalahan Judi Online, Heru Budi : Ini Prioritas untuk Ditangani Serius

Terkait Permasalahan Judi Online, Heru Budi : Ini Prioritas untuk Ditangani Serius

Megapolitan
Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket

Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com