Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Aksi Pencurian dengan Modus Mengajak Kenalan

Kompas.com - 13/07/2014, 22:27 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang korban melaporkan aksi pencurian dengan modus mencampurkan air dan obat yang diketahui dapat menybabkan orang lain tak sadar kepada Kepolisian Sektor Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Setidaknya sudah ada lima orang menjadi korban pencurian modus itu. Mereka adalah Safrudin, Een, Aris Nande, Munjur, dan Amaludin.

"Pelapor atas nama Safrudin yang juga korban. Tersangka tertangkap Sumakno alias Wisnu Setiawan alias H.Setiawan (51) dan salah seorang lain, Marko, yang masih diburu," kata Humas Polsek Sawah Besar Inspektur satu Bahrie, Minggu (13/7/2014).

Berdasarkan keterangan korban, pada 1 Juli 2014, tersangka mengajak empat orang berkenalan di Hotel Rajawali, Pontianak, Kalimantan Barat. Saat itu, tersangka mengaku berasal dari Tegal dan baru pulang dari Brunei Darussalam.

Untuk melancarkan aksinya, kata Bahrie, tersangka terlebih dulu mengelabui korban dengan berpura-pura mengajak kenalan. Setelah akrab, korban kemudian dibujuk untuk menerima pemberian berupa minuman yang sudah dicampurkan dengan obat apazol.

Air itu menyebabkan korban tertidur pulas, tidak berdaya dan pada akhirnya tak sadarkan diri. "Setelah itu. Barulah tersangka membawa lari barang-barang milik korban," kata Bahrie.

Pada 12 Juli 2014 sekitar pukul 14.00 WIB, kepolisian menangkap tersangka di Hotel Prima Indah, Jalan Gunung Sahari Raya No. 19, Jakarta Pusat.

Saat akan ditangkap, tersangka melawan petugas, dan akhirnya petugas mengambil tindakan tegas dengan menembak kakinya.

Kini tersangka telah diamankan di Polsek Sawah Besar. Polisi menyita barang bukti, antara lain uang ringgit Malaysia 470, uang tunai Rp 200.000, 20 butir obat apazol, satu ponsel masing-masing Lenovo putih, Samsung putih, WX Mobile hijau, dan Evercross biru.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal 363 ayat 2 ke 2e KUHP dengan ancaman hukuman pidana maksimal sembilan tahun.

"Diketahui tersangka pernah dihukum di LP Kendal Jawa Tengah tahun 2008 dalam perkara yang sama, pencurian barang-barang berharga milik TKI. Sasarannya adalah para TKI yang baru pulang dari luar negeri," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com