Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Ranjau Paku, Tambal Ban Motor Rp 20.000 Per Lubang di Jalur Mudik

Kompas.com - 25/07/2014, 17:51 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Memasuki H-3 jelang Lebaran, arus mudik di Kota Bekasi semakin padat. Pada kondisi ini, berhati-hatilah terhadap ranjau paku yang bertebaran di jalan.

Pemudik yang melintas, Suwastono, adalah salah satu korbannya. Tiga paku bersarang di ban sepeda motor yang dia kendarai.

Hal yang paling mengagetkan bukan ban motornya yang bocor terkena paku, melainkan biaya yang harus dikeluarkannya untuk menambal ban bocor tersebut.

"Harga tambal ban biasanya cuma Rp 7.000 atau Rp 8.000. Tapi kali ini dihargai sebesar Rp 20.000 per lubang. Kaget saya," ujar Suwastono di Jalan KH Noer Ali, Jumat (25/7/2014).

Suwastono juga bercerita, tukang tambal ban yang dia datangi tidak hanya menaikkan harga tambal ban, tetapi harga pergantian ban dalam pun juga dinaikkan hingga 100 persen.

Biaya yang biasanya dikeluarkan untuk mengganti ban sekitar Rp 30.000, kali ini biayanya bisa mencapai Rp 60.000.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota Komisaris Heri Ompusungu menduga ranjau paku itu sengaja ditebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bisa jadi tukang tambal ban itu sendiri.

Karena itu, dia meminta para pemudik untuk berhati-hati. "Pemudik memang harus ekstrahati-hati. Bisa saja ada paku di jalan yang dilewatinya. Kami juga akan koordinasi dengan PU agar itu dihilangkan," ujar Heri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com