Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala UP Monas Kesal Hadapi PKL

Kompas.com - 29/07/2014, 19:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Monumen Nasional (UP Monas), Rini Hariani mengungkapkan kekesalannya kepada pedagang kaki lima (PKL) yang masih berani berjualan di area luar dan dalam monas.

"Coba saya minta tolong Mas, tanyain ke mereka. Mereka itu maunya apa sih? Sudah tahu dilarang kenapa masih muncul lagi, muncul lagi," kata Rini di kantor UP Monas, Gambir, Jakarta Pusat, dengan nada kesal, Selasa (29/7/2014).

Yang membuat dia lebih kesal adalah para PKL nekat masuk dengan memanjat pagar Monas lalu berjualan di pelatarannya. Tak hanya itu, menurut Rini, para PKL tersebut seperti orang tak punya salah berjuakan di monas.

"Atas seizin siapa mereka jualan di area Monas? Apalagi jualannya di pelataran Monas. Pakai panjat pagar segala pula. Mereka punya otak gak sih?" lanjut Rini.

Hasil pengamatan Warta Kota saat di kokasi, tepat memasuki hari kedua Lebaran, ribuan pengunjung padati simbol Ibukota tersebut.

Kondisi ini memang bak durian runtuh bagi para PKL. Mereka berjualan apa saja, dari makanan, minuman, pernak-pernik, bahkan pakaian.

Mereka berjualan di area lingkar luar dan dalam Monas. Tak hanya itu, beberapa dari pedagang minuman ringan ini ada yang berjualan di area pelataran monas, tepatnya tak jauh dari antrean pengunjung, yang ingin ke puncak Monas.

Rini mengatakan pihaknya sudah berupaya keras melarang dan mengimbau pedagang, untuk tidak berjualan di dalam Monas. Namun para PKL tidak mengacuhkannya.

"Anak buah saya ngomong sama saya. Katanya mereka kalau makin dilarang makin melawan. Wajar, jumlah mereka lebih banyak daripada kita," katanya.

Rini mengaku bingung harus bagaimana mengatasi para PKL yang membandel. Meskipun demikian, sampai saat ini penertiban terus dilakukan.

"Masa mesti saya sendiri hadapi PKL-PKL itu. Ya nggih (bahasa jawa) loh mas. Saya lihat (PKL) sampai manjat-manjat relief, pagar. Maunya apa to?" tutup Rini. (Panji Baskhara Ramadhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com