Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akrabnya PKL Monas dan Petugas Keamanan

Kompas.com - 01/08/2014, 10:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski sudah dirazia dan ditertibkan, pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Monas tetap berjualan seperti biasa. Seorang pedagang mengatakan, pedagang yang dirazia oleh petugas Satpol PP adalah pedagang yang berdagang makanan dengan gerobak.

"Tadi ada razia, tetapi cuma yang berdagang makanan. Kayak penjual mi ayam, pecel, bakso. Soalnya mereka bikin kotor dengan sampah," kata pedagang air mineral yang menggelar lapak di Taman Monas di samping tempat parkir IRTI itu, Kamis (31/7/2014).

Pria yang berdagang dibantu istrinya itu mengaku tidak jera adanya razia yang berulang kali dilakukan. Jika ada razia, dia kabur membawa barang dagangannya.

Ia mengatakan, setiap harinya membayar sejumlah uang keamanan agar tetap bisa berdagang kepada oknum petugas keamanan (satpam) Taman Monas. Setiap harinya, dia menyetor Rp 20.000 kepada satpam yang tidak mau dia sebut namanya itu.

Pedagang Monas yang juga menyediakan terpat untuk tempat duduk para pembelinya ini tak mengeluhkan adanya razia yang dilakukan selama ini karena menurut dia itu sudah kewajiban petugas.

"Kami solidaritas saja sengaja hari ini datang siang karena memang sudah tahu kalau ada penertiban. Tapi itu juga sebatas imbauan, tidak diambil barang," kata pedagang lain yang akrab disapa Uda.

Menurut Uda, antara dirinya dengan oknum satpam sudah akrab sehingga setiap ada informasi penertiban akan diberi tahu agar tidak kena operasi.

"Kami cari makan. Sudah enak ada yang kasih tahu. Jadi kami tetap dagang di sini walaupun ada razia," katanya.

Sementara Rini Hariyani, Kepala Unit Pengelelola Monas mengatakan gerah dengan banyaknya PKL yang masih berkeliaran di Taman Monas. "Lama-lama saya berpikir untuk membuat Monas jadi satu pintu saja. Biar semuanya terkontrol," kata dia.

Rini mengatakan, PKL itu bisa sampai ke pelataran Monas dengan cara memanjat relief. Ia berharap Satpol PP membantu mengawasi PKL yang membuat kawasan Monas semrawut dan kotor akibat sampah dari pedagang. (m1)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com