Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna APTB: Masa Cuma Mau Masuk Pintu Halte Harus Bayar?

Kompas.com - 01/08/2014, 16:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengguna jasa angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) di kawasan Semanggi, Jakarta Pusat mengeluh harus merogok kocek tambahan untuk masuk halte transjakarta.

Hal itu terjadi setelah transjakarta tidak menjual lagi tiket bagi APTB, BKTB, Kopaja, Kopami per hari ini, Jumat (1/8/2014).

Pantauan Kompas.com, petugas loket di Halte Semanggi telah memasang surat pemberitahuan bagi warga yang dipasang depan loket pembelian tiket. Surat tersebut menerangkan mulai tanggal 1 Agustus 2014 halte transjakarta tidak menjual tiker APTB, BKTB, Kopaja, Kopami, di loket halte. Setiap penumpang yang masuk ke halte akan dikenakan tiket transjakarta.

Surat tersebut juga menerangkan, penumpang yang ingin naik APTB, BKTB, Kopaja, Komapi baik dekat atau jauh dikenakan tarif sesuai masing-masing operator.

Seno (27), warga Sentul, Bogor, yang bekerja di sebuah pusat perbelanjaan di Semanggi ini mengatakan keberatan dengan penerapan kebijakan tersebut. Apalagi, lanjut Seno, warga mesti membeli tiket transjakarta hanya untuk masuk halte tanpa menaiki transjakarta.

"Padahal cuma untuk masuk pintu doang kan. Aneh banget kita mesti bayar, ini menjadi beban buat kita karyawan kecil. Kalau karyawan besar ya mungkin enggak apa-apa," kata Seno, di loket Transjakarta Semanggi, Jumat (1/8/2014).

Seno mengaku, ia diminta petugas loket untuk membeli tiket Transjakarta seharga Rp 3.500. Biaya ini belum ditambah ongkos APTB tujuan Cibinong, yang mesti dikeluarkannya dengan harga Rp 12.000.

"Intinya kita kurang setuju. Masalahnya kita harus dua kali bayar. Sehari-hari dulu kan kita masuk tinggal bayar sekali. Walaupun cuma Rp 3.500, tapi kalau dikali setiap harinya kan jadi banyak," ujar pria yang setiap hari menjadi pengguna tetap APTB tersebut.

Sementara itu, kebingungan juga nampak dari penumpang APTB lainnya. Seorang pria nampak bertanya kepada petugas loket mengenai kebijakan baru tersebut. "Jadi saya harus beli tiket dua kali?" tanyanya kepada petugas loket.

Petugas loket kemudian menjelaskan kebijakan baru tersebut. "Yang jelas kita keberatan kalau harus bayar dua kali seperti ini," ujarnya sembari lalu. Seorang wanita petugas loket menyatakan Jumat ini merupakan hari pertama diberlakukannya kebijakan tersebut.

"Jadi nanti beli tiket dulu di sini Rp 3.500. Nanti beli tiketnya di dalam bus sesuai harga dari operatornya," ujar petugas itu.

Ia mengakui adanya keluhan masyarakat terkait berlakunya kebijakan tersebut. "Ada beberapa orang, kan biasanya langsung di sini, sekarang dua kali. Ada juga tadi yang mau ke Bogor enggak jadi, karena bayarnya dua kali," ujarnya.

Baca juga:
- Mulai 1 Agustus, Naik Kopaja AC dari Halte Transjakarta Harus Bayar "Double"
- Dishub Masih Cari Solusi Tiket BKTB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com