"Niat saya ini baik. Saya ini membantu pemerintah mengentaskan masyarakat miskin, mengurangi pengangguran," kata Ibu Hadi, sapaan akrab Wuryani Hadi, di kantornya, PT Hadi Jaya di Jalan Kartini, Pancoran Mas, Depok, Senin (4/8/2014).
Wanita asal Sragen itu pun menuturkan, pada awal usahanya berdiri, dia sudah berulang kali akan ditangkap polisi karena dicurigai sebagai bagian dari usaha perdagangan manusia.
"Waktu saya naik kereta bawa 26 orang, itu pertama kalinya saya bawa orang banyak ke Jakarta, tahun 1985, ada polisi mencegat saya dan bilang bahwa saya mau ditangkap karena dianggap mau jual orang," katanya.
Ia pun lalu menjelaskan duduk perkaranya, tetapi polisi tidak percaya begitu saja. Barulah ketika polisi mendatangi rumah Bu Hadi di Sragen, semuanya jelas.
"Sejak itu, polisinya malah bantuin saya, ikut ngawasin kalau saya bawa orang ke Jakarta," tuturnya.
Pengalaman berurusan dengan polisi tersebut terus terjadi, tak hanya di Sragen, tetapi juga di Depok, hingga ia mengurus izin usaha beberapa tahun setelahnya, yakni sebagai penyedia jasa PRT.
Pariyah, pekerja PT Hadi Jaya yang bertugas mencari orang untuk disalurkan kerja melalui Hadi Jaya, mengungkapkan bahwa dia juga pernah berurusan dengan polisi karena membawa banyak orang.
"Saya jelaskan aja. Orang saya enggak salah kok ngapain takut," kata Pariyah, yang mencari pekerja dari wilayah Sragen dan sekitarnya.
Hadi Jaya memiliki puluhan cabang kantor yang tersebar di seluruh Indonesia, antara lain Pekanbaru, Aceh, Kupang, Ende, Maumere, dan Pontianak. Bisnis yang dirintis sejak 1985 tersebut menyediakan jasa PRT, baby sitter, perawat orang jompo, dan pekerja jasa lainnya, seperti pegawai salon dan pelayan restoran.
Pada musim habis Lebaran seperti ini, agen penyalur seperti Hadi Jaya kebanjiran permintaan hingga 10 kali lipat dari biasanya.
"Hari ini kita baru mau buka. Memang yang datang langsung belum ada, tetapi yang pesan lewat telepon sudah banyak, ratusan. Pekerjanya (tenaga kerja baru) baru datang besok dari Lampung, 50 orang," kata Ibu Hadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.