Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Kendala Bersihkan Patung Pancoran, Tim Konservasi Temui Desainernya

Kompas.com - 22/08/2014, 18:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Konservasi Cagar Budaya bersama Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta berangkat menuju kediaman seniman patung asal Yogyakarta, Edhi Sunarso, di Desa Jombor, Sleman, Yogyakarta, Jumat (22/8/2014) ini. Edhi adalah desainer Patung Dirgantara atau yang lebih dikenal sebagai Patung Pancoran.

Koordinator Pelaksana Pencucian Patung Pancoran, Budi Kasih, mengatakan, tim menemui Edhi Sunarso (76) karena mengalami kendala dalam proses pembersihan yang dilakukan saat ini.

Sebab, kata dia, konstruksi Patung Pancoran itu dalam kondisi memprihatinkan. Kerusakan dan keropos akibat korosi terlihat pada beberapa bagian patung yang tersebar di antaranya pada bagian kepala, bahu, tangan, syal, dan bagian kaki.

"Karena data minim, kami coba cari tahu desainer aslinya, alhamdulillah tim kami berhasil melacak dan menghubungi pihak keluarganya, katanya dia masih hidup, tapi sudah tua dan lumpuh. Karena itu, saya sama tim berangkat Jumat siang," kata Budi.

Selain mencari data konstruksi patung, tim yang dipimpinnya pun berencana menggali sejarah dan informasi mengenai awal mula pembangunan, kendala, dan tahap penyelesaian patung yang digagas pembangunannya oleh Presiden pertama RI, Ir Soekarno, pada tahun 1964 itu.

"Kami cari data soal patung Pancoran di Arsip Nasional, Kementerian Kebudayaan, sampai Wikipedia enggak ada semua. Tapi info soal Pak Edhi sendiri justru kami dapat dari beberapa orang kenalan kami. Kami mau tahu cerita soal patung ini, karena tahun produksi dan penyelesaian pembangunannya saja masih simpang siur," ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, berdasarkan kesaksian pihak keluarga Edhi, diketahui bahwa proses pembayaran pembangunan belum diselesaikan hingga kini. Biaya pembangunan yang mencapai total sebesar Rp 7 juta hanya dibayarkan sebesar Rp 1 juta, sedangkan sisanya menggunakan uang pribadi Edhi.

"Kami mau tahu kebenarannya, kami mau lihat bagaimana kehidupannya, kondisi keluarga, dan keadaan kesehatannya seperti apa. Karena dikabarkan kalau dia (Edhi) lumpuh karena kena stroke, komunikasi cuma dibantu istri sama anaknya," kata dia. (Dwi Rizki).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com