Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkot Lawan Arah di Jalur Transjakarta, Petugas "Angkat Tangan"

Kompas.com - 02/09/2014, 20:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi sopir angkot menyerobot dan melawan arah di jalur Transjakarta, Jalan Mangga Dua Raya, arah Stasiun Kota, Taman Sari, Jakarta Barat, sangat disesalkan.

Perbuatan para sopir itu membahayakan keselamatan masyarakat selaku penumpang juga pengendara lain.

Kepala Unit Pengelola Transjakarta Pargaulan Butarbutar meminta sopir angkot melintasi rute yang semestinya jika ingin mengetem depan Stasiun Kota. [Baca: "Pak Ogah", Biang Kerok Angkot Lawan Arah di Kota]

"Kami sesalkan kalau angkot masuk apalagi lawan arus. Risikonya kalau terjadi tabrakan sangat berbahaya. Seharusnya bersabarlah, kalau angkot mau mutar ke stasiun, dia masuk dari terminal," kata Pargaulan, kepada Kompas.com, Selasa (2/9/2014) malam. [Baca: Aksi Angkot Serobot Jalur Transjakarta di Pangeran Jayakarta Sudah Makan Korban]

Pargaulan mengaku akan berkoordinasi dengan kepolisian dan juga Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat. Dia berharap dua instansi itu dapat membantu mengatasi kesemrawutan di jalur Trnasjakarta.

Sebab, lanjut Pargaulan, petugas Transjakarta yang bertugas membantu sterilisasi jalur sangat terbatas. Dia menjelaskan, dari 400 petugas yang ada, dibagi untuk 12 koridor seluruh DKI. Sebagian juga ada yang ditarik untuk fokus penerapan tiket elektronik pada koridor I.

Selain itu, kata dia, anak buahnya tidak memiliki kewenangan untuk menindak seperti aparat polisi atau Dishub. "Petugas kami hanya bisa mengarahkan tapi tidak bisa menindak. Petugas kami itu membantu melancarkan busway, menjaga portal di jam sibuk. Karena memang highway-nya itu selalu terhambat," ujar Pargaulan.

Aksi penyerobotan jalur Transjakarta dan berkendara melawan arah para sopir angkot ini terjadi di Jalan Mangga Dua Raya, arah Stasiun Kota. Tak hanya sekali, beberapa kali angkutan seperti angkot 39 jurusan Kota-Mangga Dua-Pademangan dan angkot M15a jurusan Tanjung Priok-Kota, melawan arah.

Tujuannya tak lain untuk mangkal di depan Stasiun Kota dengan cara cepat. Hal ini tak lain untuk menghindari kemacetan di traffic light depan Stasiun Kota, arah Asemka atau Jembatan Lima.

Karena, untuk mangkal depan Stasiun Kota, para sopir ini enggan mengambil risiko memutar jauh, yakni Terminal Kota Inten atau menyerobot lagi di putaran belakang halte Transjakarta Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com