Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Tertidur, Taksi pun Diderek

Kompas.com - 08/09/2014, 19:57 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wahlan tengah tidur di dalam taksinya, yang diparkir tepat di depan apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2014). Dia terbangun ketika ada yang mengetuk jendela taksinya.

Ternyata yang mengetuk adalah petugas dari Sudin Perhubungan Jakarta Selatan. Petugas itu kemudian memintanya keluar dan menunjukkan surat-surat kendaraan.

Wahlan pun langsung keluar dan menunjukkan surat-suratnya. Meskipun demikian, dia tetap harus merelakan taksinya ditilang dan diderek ke Rawa Buaya karena ia memarkir kendaraan di tempat terlarang.
 
"Saya lagi menunggu order dari apartemen, daripada masuk harus bayar makanya nunggu di sini. Tadi lagi baca-baca (aturannya, red) eh langsung ditilang dan diderek," kata Wahlan. 
 
Staf Penertiban Dinas Perhubungan, Irfan Dedy mengatakan, sebenarnya taksi tersebut tak perlu diderek, melainkan hanya ditilang.

"Sopir ada di dalam taksi, berarti ia sebenarnya tidak parkir jadi ditegur dulu. Tetapi ternyata si taksi ini berhenti di letter S (rambu dilarang berhenti), jadi ditilang. Saat dikasih tahu, dia juga melawan. Padahal jelas-jelas salah, makanya akhirnya mobilnya kita derek saja," papar Irfan.

Wahlan berkilah, ia tak tahu ada larangan parkir di depan apartemen dan denda Rp 500.000. "Saya orang baru jadi enggak tahu. Harusnya ada sosialisasi ke pool dong. Sekalian saja pangkalan yang di depan dibubarkan saja," gerutu Wahlan.

Menurut Irfan, tidak semua pengendara mobil mengeluh ketika mobilnya diderek. Salah satunya adalah pemilik mobil Avanza yang juga terkena derek. Pengemudi itu malah mengakui kesalahan.

 
"Dia nggak protes, tapi cuma tanya bagaimana caranya untuk mengambil lagi mobilnya. Kami beritahu caranya ambilnya," katanya.
 
Irfan mengatakan, pemilik kendaraan ini mengaku parkir sembarangan karena terburu-buru mengantar anaknya ke sekolah. 

Seperti diberitakan, mulai Senin (8/9/2014), Dinas Perhubungan DKI Jakarta menertibkan parkir liar dengan menerapkan sistem derek berbayar.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com