Menurut Taufik, Ahok yang ketika itu berstatus sebagai anggota Komisi II DPR RI melontarkan keinginannya untuk maju menjadi calon gubernur lewat jalur independen. Majunya Ahok melalui jalur independen, kata Taufik, disebabkan partainya, yakni Partai Golkar, telah memiliki calon sendiri, yakni Alex Noerdin. [Ahok: Tidak Jadi Gubernur, Gue Jadi Sopir Taksi Saja]
"Waktu itu dia datang ke rumah saya, diantar orang dari rumah makan Jepang di Plaza Indonesia. Dia ceritakan program yang mau dia lakukan dan minta dukungan, dia mau nyalon lewat independen. Saya bilang partai tidak mungkin dukung kalau nyalon-nya independen," kata Taufik saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Rabu (10/9/2014). [Baca: Ahok: Sekarang Saya "Concern" Beresi Jakarta, Selamat Tinggal]
Menurut Taufik, pada akhirnya, Ahok gagal maju melalui jalur independen karena tidak bisa mengumpulkan KTP warga.
Akhirnya, Gerindra yang ketika itu masih berstatus rekan koalisi PDI Perjuangan mengusulkan agar Ahok dipasangkan dengan calon gubernur PDI-P, Joko Widodo, yang saat itu menjadi Wali Kota Solo.
"Dia mau maju lewat jalur independen, tapi tidak berhasil. Dia mau menafikan partai? Ini fakta. Waktu dia mau nyalon gubernur dari independen, buktinya enggak bisa kan. Akhirnya, Gerindra yang nyalonin dia," ujar Taufik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.