Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Saya Terbunuh, Berarti Sudah Digariskan Tuhan

Kompas.com - 25/09/2014, 12:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang berani terhadap siapa pun yang melawan konstitusi ternyata menimbulkan kekhawatiran bagi orang-orang terdekatnya. Tak terkecuali sang istri, Veronica Tan, dan pendeta Basuki di gereja.

Di hadapan para lurah, camat, anggota babinsa, dan babinkamtibmas pada silaturahim sinergi tiga pilar di GOR Soemantri Brojonegoro, Kamis (25/9/2014) ini, pria yang akrab disapa Ahok itu bercerita soal kekhawatiran yang dirasakan dua orang terdekatnya itu.

 
"Suatu hari, pendeta saya pernah memanggil saya. Pak pendeta bilang agar saya tidak terlalu berani (bicara dan mengambil kebijakan) di DKI," cerita Ahok. 
 
"Istri saya juga baru tadi pagi menegur saya untuk jangan terlalu (blakblakan), ya begitulah," lanjut dia.
 
Kemudian, Ahok mengatakan, jutaan warga menginginkan dapat menjabat sebagai wagub DKI. Saat ini, Basuki menjadi pihak yang paling beruntung karena mencapai posisi itu dan sebentar lagi akan naik jabatan dan dilantik menjadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo.

Oleh karena itu, ia harus menerima segala risiko yang ada, termasuk melawan semua pihak yang menolaknya menjadi gubernur DKI. Sebab, naiknya dia menjadi gubernur DKI itu telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

"Bagaimana mau hidup kalau hanya takut kepada sekelompok orang? Ya sudahlah ini nasib, tidak ada pilihan lagi. Kalau saya terbunuh, berarti sudah digariskan Tuhan. Minimal asuransi untuk keluarga kan sudah cukup karena nanti yang repot itu keluarga yang ditinggal mati. Kalau kitanya yang mati mah tinggal lewat saja. Ha-ha-ha...," cerita Ahok diiringi tawa berderai. 

 
Pada Rabu kemarin, Ahok didemo oleh Front Pembela Islam (FPI) dan kelompok massa lainnya yang menolaknya menjadi gubernur DKI.

Basuki menyadari dia adalah warga "triple minority" di Ibu Kota sehingga jika ia naik menjadi gubernur DKI, akan banyak pertentangan dan gesekan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, ia meminta bantuan kerja sama dari Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya untuk menjaga kondisi Jakarta selalu kondusif. Ke depannya, lanjut dia, akan banyak pihak yang coba memecah belah bangsa Indonesia dengan mengangkat isu suku agama ras dan antargolongan (SARA).

"Misalnya, ada yang bilang kalau saya melarang penyembelihan hewan kurban di sini dan mereka bilang, 'Inilah akibat kafir yang memimpin Jakarta'. Isu-isu ini gampang dimainkan oleh sekelompok orang yang sudah kehilangan lahan rezeki mereka. Kami harapkan situasi seperti ini yang sudah bisa diantisipasi dari awal," pungkas Basuki diiringi tepuk tangan para undangan. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com