Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ganggu Jam Belajar, Sekolah Potong Kurban Hari Minggu

Kompas.com - 26/09/2014, 09:20 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Agama kelas SDN 02 Menteng, Hidayatullah, mengatakan, surat resmi dari Sudin Disdikdas Jakarta Pusat menyatakan sekolah diperkenankan mengadakan pemotongan hewan kurban dengan syarat tidak di waktu belajar.

"Dalam surat edaran sudin, boleh tapi tidak mengganggu efektif belajar atau diminta hari libur. Pihak sekolah akhirnya ambil hari Minggu," kata Hidayatullah.

Dia menuturkan, edaran perizinan pemotongan kurban ini terlalu lambat dan waktunya tergolong mendesak. Dulu, kata dia, sebulan sebelumnya surat tersebut sudah ada satu bulan sebelumnya. Namun, pada tahun ini, surat edaran hanya berlaku dua minggu. Tadinya, lanjut dia, kepala sekolah menyatakan tahun ini tidak akan mengadakan pemotongan kurban di sekolah. Akan tetapi, kepsek melihat kejanggalan, sehingga edaran yang akan dibagikan itu pun ditunda.

"Bilang jangan diedarin dulu ada ralat edaran. Akhirnya kepsek kasih edaran untuk siswa setelah surat Sudin yang sampai di sekolah sekitar 2 minggu lalu," kata dia.

Surat edaran ke siswa kini baru berjalan satu minggu dengan batas pengumpulan dana tanggal 3 Oktober 2014. Meski masih ada waktu beberapa hari, belum ada satu ekor pun hewan kurban dibeli pihak sekolah.

Menurut dia, tahun ini pelaksanaan pemotongan hewan kurban di sekolah lebih sepi dari tahun sebelumnya. Bahkan, dari awal berdirinya bangunan sekolah hingga kini jumlah hewan kurban yang disembelih di sekolah menurun.

"Waktu 2 tahun lalu sapi bisa, tahun lalu lebih sedikit. Tiap tahun berkurang, tapi kalau tahun ini karena waktunya singkat juga," kata dia.

Pengumpulan dana sendiri, kata dia, tidak ditentukan nominalnya. Orang tua siswa melalui surat edaran diberitahukan ada pengumpulan dana untuk membeli hewan kurban dengan bebas nominal. Dua tahun ini merupakan waktu pengumpulan dana kurban tanpa mencantumkan nominal. Sedangkan pada dua tahun lalu, siswa diimbau membayar dana kurban Rp 30.000 per siswa.

"Ada juga biasanya kurban satu kambing dengan uang lalu dititipkan ke panitia kurban sekolah," ucap dia.

Pembelajaran lain di sekolah itu adalah diterapkannya siswa menulis nominal dana kurban pada daftar siswa kelas masing-masing. Daftar nama tersebut ditempel di papan tulis yang berisi nama, nominal, dan paraf siswa sebagai bukti kejujuran mereka. Sedangkan uang kurban diserahkan ke guru kelas yang nantinya diserahkan ke guru agama untuk dikelola pembelian hewan kurbannya.

Pada tahun 2013, SDN Menteng 02 tidak menerima surat tidak diizinkannya pemotongan hewan kurban di sekolah. Meski tidak seperti SDN Menteng 03, isu itu santer beredar di kalangan pendidikan. Namun, karena rutin dilakukan, pihak sekolah tetap melaksanakan kurban seperti biasa.

Menurut Hidayatullah, pelaksanaan Idul Adha dengan pemotongan hewan kurban di sekolah dapat menjadi pelajaran untuk siswa. Guru, kata dia, harus bisa menjelaskan prosesnya bahwa pemotongan hewan kurban adalah perintah agama. Dengan kata lain, tambah dia, tidak mengajarkan dampak secara sadis dari pemotongan itu.

Ia pun berharap pembelajaran ini dapat diserap siswa bagaimana langkah berkurban. Salah satunya dengan menghadiri pemotongan atau penyembelihan hewan kurban. "Karena untuk pembelajaran, kalau pun cuma ada satu kambing juga tetap kami potong kurban di halaman sekolah. Kan judulnya pembelajaran ke siswa," kata dia.

Pihak sekolah tak pernah memaksakan siswa untuk menghadiri pemotongan hewan kurban di sekolah. Namun, tidak menutup kemungkinan siswa hadir ke sekolah saat hari libur itu. Dulu pemotongan hewan kurban dimulai pukul 09.00 WIB atau istirahat siswa. Tahun ini, saat hari libur. Bagi siswa yang ingin melihat pun bisa hadir. Biasanya, siswa melihat dari atas atau lantai dua dan tiga, sedangkan hewan kurban disembelih di area lapangan sekokah, jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengizinkan pemotongan hewan kurban di halaman sekolah. Kendati pemotongan diizinkan, Basuki menjelaskan, hewan kurban itu harus bebas penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com