"Ada tiga kasus yang berhubungan satu sama lainnya dan diinfokan oleh BNN (Badan Narkotika Nasional)," tutur kepala kantor bea dan cukai Soekarno Hatta, Okto Irianto, Kamis (2/10/2014).
Untuk kasus pertama, tanggal 17, terjadi di gudang perusahaan jasa titipan di terminal kargo bandara Soekarno Hatta.
Tersangka yang datang dari Hong Kong sebanyak tiga orang menyembunyikan 7 kilogram bruto narkotika jenis ketamine di dalam 87 baut besi yang dilumuri minyak pelumas. Barang bukti ketamine yang mereka bawa diperkirakan senilai Rp 7 miliar.
Tersangka dalam penangkapan tersebut adalah laki-laki berinisial LYT (22) warga negara Taiwan, YLW (34), dan YXP (33) yang keduanya merupakan warga negara Tiongkok.
Selang dua hari setelahnya, 19 September 2014 ditemukan lagi barang yang sama dengan pemilik tiga tersangka yang telah ditangkap.
Namun barang ditemukan di tempat berbeda, yaitu gudang cargo impor. Modusnya pun sama, dengan memasukkan narkotika ke dalam baut besi dengan dilumuri gemuk pelumas.
Narkotika yang diamankan yakni jenis methamphetamine atau sabu sebanyak 6.218 gram bruto yang disebar ke-90 buah baut besi. Estimasi nilai seluru sabu-sabu tersebut sekitar Rp 8 miliar lebih.
Berlanjut ke tanggal 30 September, kali ini tersangka yang adalah perempuan asal Jerman ditangkap di terminal 2D kedatangan internasional Bandara Soekarno Hatta sekitar jam 12:00.
Barang bukti yang dibawa adalah 4.210 gram bruto hashish atau ekstrak mariyuana dengan bentuk pasta hitam. Barang tersebut disembunyikan di dalam dinding koper yang telah dimodifikasi.
Kepala Sub Direktorat Interdiksi Deputi Pemberantasan BNN Agung Saptono menyebutkan bahwa jenis narkotika yang dibawa keempat tersangka merupakan jenis yang jarang beredar di Jakarta.
"Itu biasanya orang-orang kaya yang pakai, atau mungkin orang asing karena jenis itu terkenal di Eropa dan sekitarnya," kata Agung.
Keempat tersangkat masih diproses dan ditahan oleh Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno Hatta untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.