Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepatu Buatan Lokal untuk "Blusukan" Jokowi

Kompas.com - 03/10/2014, 14:14 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko "Jokowi" Widodo memakai sepatu buatan lokal merek Grutty. Jokowi membeli sepatu Grutty di Jalan Cibaduyut, Bandung.

Head Manager of Grutty Jakarta Harry Hendry P mengungkapkan kisah Jokowi membeli sepatu itu berdasarkan cerita dari owner dan staf di Bandung.

"Saya dengar cerita dari yang di Bandung, mereka bilang ajudan Jokowi mendatangi Grutty Bandung. Ajudan itu awalnya bilang meminta pilihan sepatu untuk presiden," ujar lelaki yang akrab disapa Ari itu saat ditemui di Grutty Jakarta, Jalan Raya Penggilingan Gerbang PIK, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (3/10/2014).

Sales promotion di Grutty Bandung, Rahmad, yang melayani ajudan Jokowi, menanyakan lebih memilih sepatu jenis pantofel atau boots. Ajudan memilih jenis semiboots.

Rahmad lalu mengambil beberapa model boots pendek kepada ajudan itu. Ajudan pun, lanjut dia, langsung tertarik pada satu model karena lebih mengetahui selera Jokowi.

"Jelas ajudannya tahu selera beliau (Jokowi). Ala blusukan Jokowi dengan sepatunya disesuaikan karakter dan tipe atau model sepatu. Saya yakin pilihannya tepat," kata Ari. Lelaki berusia 20 tahun ini mengungkapkan bahwa sepatu pilihan ajudan Jokowi memiliki kesan simpel dan terkesan biasa.

Namun, kata dia, kualitas sepatu itu seluruhnya berbahan dasar kulit. Terlebih, tambah dia, bagian dalam sepatu empuk karena menggunakan bahan khusus yang tentu membuat nyaman kaki penggunanya.

"Ini ada dua warna, hitam dan coklat. Ya, harganya terbilang sesuai juga dengan gaya blusukan-nya," kata dia.

Ari mengatakan, ajudan Jokowi membeli sepatu itu tanpa pemesanan. Sebab, sepatu itu ready stock dan ukuran kaki Jokowi tidaklah besar. Sebab, jika ukuran besar harus dilakukan pemesanan terlebih dahulu.

Sepengetahuan Ari, ajudan Jokowi membeli sepatu tipe GR 33 145 warna hitam pada bulan Agustus 2014. Sepatu itu diketahui berbahan kulit sapi, nubuck. Sedangkan pada bagian alas sepatu berbahan rubber atau karet mentah.

"Kalau harga dari Rp 468.900 kita beri diskon untuk Pak Jokowi jadi Rp 400.000," kata anak kedua pemilik toko Grutty ini. Saat ditanyakan mengapa Grutty Bandung bisa menjadi pilihan, Ari pun hanya menganggap toko Grutty Bandung cukup berbeda dengan toko lain di Jalan Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat.

"Ya alhamdulillah di jalan itu toko Grutty paling besar dan tingkat tiga. Mungkin itu yang buat orang tertarik dan datang ke Grutty," ucap dia. Pengelola dan penanggung jawab Grutty Jakarta, H Nasir, mengklaim sepatu itu tahan lama.

Jika dipakai setiap hari, kata dia, sepatu dapat bertahan selama masa jabatan mantan Wali Kota Surakarta berakhir atau sekitar lima tahun.

"Kalau misalnya naik mobil turun mobil dan hanya berjalan dengan pakai sepatu itu bisalah selama jadi presiden saja," kata Nasir.

Namun, jika Jokowi memakainya untuk blusukan setiap hari ke daerah terpencil tanpa mengganti sepatu lain, ia memperkirakan sepatu itu dapat bertahan 2,5 tahun. "Kalau setiap hari bisa 24 jam, ya 2,5 tahun itu paling sebentar. Bisa lebih dari itu ketahanannya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com