Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL Sering Terlambat, Ini Penjelasan Dirut KCJ

Kompas.com - 06/10/2014, 18:31 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keterlambatan perjalanan kereta rel listrik (KRL) menjadi keluhan penggunanya. Hal ini langsung ditanggapi oleh Direktur Utama PT Kereta Api Commuter Jabodetabek Tri Handoyo selaku pengelola commuter line.

"Keterlambatan KRL bermacam-macam penyebabnya, namun yang paling besar adalah karena rel yang digunakan untuk KRL masih bergabung dengan kereta lain, seperti kereta antarkota, kereta barang," kata Tri Senin (6/10/2014) di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat.

Padahal, kedua jenis kereta tersebut memiliki tipe operasional yang berbeda. Kereta jarak jauh, kata Tri, berhenti dalam waktu lama di setiap stasiun. Sementara KRL berhenti di setiap stasiun dalam waktu yang relatif singkat. Alhasil, jika jadwal kereta antarkota mengalami keterlambatan, KRL pun harus menunggu.

"Kereta antarkota itu kan harus berhenti lama baru jalan, makanya kalau terlambat semua KRL harus diberhentikan dulu," kata Tri. Misalnya, KRL menuju stasiun Jakarta Kota dari Manggarai seringkali tertahan karena ada kereta jarak jauh yang berhenti lama di stasiun Gambir.

Setelah kereta jarak jauh tersebut berangkat, barulah KRL bisa diberangkatkan. Selain itu, lanjut dia, KRL juga sering mengalami keterlambatan karena kerusakan pada sarana kereta itu sendiri, seperti sistem pengereman atau AC yang rusak.

Karena itu, PT KCJ tengah mengusahakan untuk melakukan pengadaan suku cadang dari negara asal kereta, Jepang. "Kereta kan bekas dari Jepang, maka kami harus mengusahakan suku cadang juga didatangkan dari Jepang," kata Tri.

Di samping itu, permasalahan-permasalahan klasik lainnya, misalnya persinyalan merupakan penyebab keterlambatan kereta yang hingga saat ini masih terus diperbaiki oleh PT KCJ.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com