Namun, Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, fasilitas KRL tetap menjadi prioritas. "Ada atau tidaknya orang ganteng di KRL, kalau fasilitas yang diberikan bobrok, ya tetap dikomplain," ujar Eva saat ditemui di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2014). [Baca: Dianggap Ganteng, Petugas Commuter Line Bikin Heboh Media Sosial]
Menurut Eva, pengguna KRL sudah cerdas, yang dibutuhkan oleh mereka adalah kenyamanan saat menggunakan fasilitas Commuter Line sehingga kehadiran petugas yang berparas rupawan tidak akan berpengaruh dalam mendongkrak keinginan masyarakat untuk menggunakan jasa KRL. [Baca: Petugas Commuter Line yang Bikin Heboh Media Sosial Itu Benar Karyawan PT KCJ]
Lagi pula, kata Eva, pengguna KRL sudah banyak, bahkan sering kali pada jam-jam tertentu melebihi kapasitas kereta. "Ini tentu saja karena tarifnya yang murah. Bayangkan, dari Bogor sampai Maja hanya dikenakan biaya Rp 7.000 dengan estimasi waktu perjalanan dua jam. Mana ada moda transportasi lain yang menawarkan seperti itu?" kata dia. [Baca: Keinginan Petugas Commuter Line "Tampan" di Balik Kehebohan Media Sosial]
Maka dari itu, sebetulnya, promosi untuk meningkatkan jumlah pengguna KRL tidaklah terlalu penting. Meski demikian, ia mengakui, citra KRL memang perlu terus ditingkatkan. Untuk memperbaiki citra, peningkatan fasilitas adalah utama, bukan memanfaatkan petugas rupawan.
Eva mengatakan, kehebohan Yudi di media sosial bukanlah instruksi dari PT KCJ. "Dia kan memang punya akun media sosial yang cukup aktif, makanya di-posting di sana," kata dia.
Namun, Eva mengakui, foto tersebut merupakan hasil pemotretan yang digunakan sebagai advertorial di harian Kompas. "Itu sudah lama, sekitar sebulan yang lalu, tetapi baru heboh beberapa hari ini," ujar dia terheran-heran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.