Meskipun begitu, mereka bersiaga. Mereka tak datang dengan dagangan seperti biasanya. Semua mereka sesuaikan dengan kondisi mereka saat ini yang sewaktu-waktu bisa ditertibkan kembali.
Jackson, pedagang kaki lima yang berjualan kopi dan rokok di dalam terminal, datang ke terminal sejak pukul 06.00 untuk berjualan. Ia beruntung karena lapaknya yang terletak di ujung pintu masuk terminal hampir tak tersentuh tangan ekskavator.
Namun, ia berjualan tak seperti biasanya. Kopi yang biasa diwadahi dalam gelas kaca kini ia ganti dengan gelas plastik. Jumlah dagangan yang ia bawa pun tak banyak.
Di mejanya, hanya ada dua termos air panas, dua botol air mineral ukuran 1,5 liter, dan satu kantong gelas plastik. Tak ada etalase di atas meja seperti ia biasa berdagang sebelumnya.
"Nanti kalau bisa dibangun lagi seperti kemarin. Dari tadi juga nggak ada polisi yang ke sini. Mudah-mudahan ajalah aman," kata Jackson sambil melayani pembelinya, Kamis (9/10/2014).
Di belakang lapak Jackson, tepatnya di bekas warung-warung makan dan minum, sejumlah pedagang asongan berdiri menawarkan dagangan kepada orang-orang yang melintasi jalan itu dari atau menuju Stasiun Depok Baru.
Di sisi barat terminal, di antara puing-puing bangunan kios, bermunculanlah pedagang-pedagang. Mereka menggelar dagangannya di atas lapak yang dibangun dari puing-puing kios mereka.
Beberapa orang sudah membuka dagangannya, sedangkan sebagian kecil lagi masih dalam usaha membangun lapak. Kayu-kayu balok dan meja yang luput dari sentuhan alat berat menjadi harta berharga bagi para pedagang itu.
"Mau ke mana lagi kita? Selama tak ada petugas dan dinas terkait itu yang datang, usaha saja di sini. Kucing-kucingan sajalah," kata Serida yang sedang membangun lapaknya dengan dibantu anak dan suaminya.
Sama seperti Jackson, Serida menjual minuman dan rokok. Dagangan yang ditawarkan pedagang lain, di antaranya kue, gorengan, dan tisu.
Pantauan Kompas.com, para PKL di depan pintu masuk terminal juga sudah bermunculan lagi. Ada delapan gerobak yang ada di sana. Payung, minuman, dan gorengan adalah beberapa dagangan yang dijual para PKL itu.
"Sekarang bawa gerobak dorong biar kalau ada apa-apa, gampang. Iya lah lebih cepet larinya," kata Rini, salah satu PKL yang dulunya membuka lapak tetap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.