Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta, Bogor, dan Bandung, Kota Paling Rawan Macet

Kompas.com - 22/10/2014, 06:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan, Selasa (21/10/2014), menyatakan tiga kota memiliki tingkat kemacetan paling tinggi, yaitu Jakarta, Bogor, dan Bandung. Kota lain di Jabodetabek juga tak kalah macet berdasarkan data yang sama.

Perbandingan antara jumlah kendaraan dengan daya tampung jalan (VCR) bersanding dengan laju kendaraan yang melintas, menjadi dasar penilaian itu.

"(VCR) 0,7 artinya lalu lintas jalan (tetapi) terus berhenti. Kapasitas (jalan rayanya) 10, terisi 7 (kendaraan)," papar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan Elly Adriani Sinaga, Selasa.

DKI Jakarta, sebut Elly, memiliki angka VCR 0,85 dan laju kendaraan hanya berkisar antara 10 kilometer per jam hingga 20 kilometer per jam. Adapun Bogor, memiliki VCR 0,86 dan rata-rata laju kendaraan yang melintas di kota ini adalah 15,32 kilometer per jam.

Sementara itu, Bandung memiliki angka VCR sama seperti DKI, 0,85, tetapi dengan rerata kecepatan 14,3 kilometer per jam. Lalu, Tangerang memiliki VCR 0,82 dengan rata-rata kecepatan kendaraan adalah 22 kilometer per jam.

Berikutnya, papar Elly, Bekasi memiliki VCR 0,83 dan kecepatan kendaraan di kawasan ini 21 kilometer per jam. Depok menyusul di urutan berikutnya dengan VCR juga 0,83 dan kecepatan kendaraan 21,4 kilometer per jam.

Elly mengatakan mengurai kemacetan adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengoptimalkan angkutan umum massal. Perbaikan transportasi publik, melengkapi fasilitas di permukiman untuk meminimalkan pergerakan orang, hingga penerapan retribusi jalan dalam rupa jalan berbayar (ERP), dia sebut sebagai bebeerapa cara yang bisa ditempuh.

Indikator

Tanggapan atas data tersebut antara lain langsung datang dari Kota Bogor. "Ya kita jadikan ini sebagai dorongan, agar program utama kita menuntaskan persoalan kemacetan di Kota Bogor dapat segera terlaksana," kata Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, seperti dikutip dari Antara, Selasa.

Namun, Usmar juga mempertanyakan metodologi yang digunakan Kementerian Perhubungan dalam pengukuran kemacetan itu. "Dasar mengukurnya apa? Apakah menggunakan ukuran ruas jalan, hari aktivitas, atau jumlah kendaraan?" tanya dia.

Menurut Usmar, jika metodologi yang dilakukan adalah membandingkan kondisi lalu lintas di Kota Bogor dengan Kota Jakarta, maka hasil yang didapat tidak tepat. Sebagai contoh, kata dia, pada akhir pekan Kota Bogor mengalami kemacetan parah sementara Jakarta cenderung lengang. Sebaliknya, lanjut Usmar, pada hari kerja Jakarta mengalami kemacetan dan Bogor sepi.

Meski demikian, Usman mengatakan data ini akan menjadi perhatian serius bagi pemerintahannya. Terlebih lagi, dia mengakui selama 10 tahun terakhir laju kendaraan di wilayahnya memang terus menurun.

Kemacetan, lanjut Usmar, sudah masuk dalam enam skala prioritas kerja Pemerintah Kota Bogor. Selain mengatasi kemacetan, prioritas lain adalah penataan pedagang kaki lima, sampah, kemiskinan, ruang publik, dan ruang terbuka hijau.

"Pemerintah Kota Bogor saat ini memiliki program utama dalam mengatasi kemacetan, yakni pembenahan infrastruktur dan sarana serta prasarana transportasi yang ada," sebut Usmar.

Pembenahan itu antara lain berupa penataan moda transportasi, optimalisasi terminal Baranangsiang, serta rencana pembangunan park and ride di Stasiun Sukaresmi. "Kami optimistis 2017 penggunaan mobil pribadi di Kota Bogor dapat kita tekan jumlahnya," kata Usmar.




Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com