Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PRT Curi Perhiasan Senilai Rp 1 Miliar, Ini Kronologinya

Kompas.com - 23/10/2014, 20:13 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Listiawan Widiatmiko (51) masih merasa terguncang setelah kamarnya dibobol maling. Pencuri itu tak lain adalah pembantu rumah tangga (PRT) di rumahnya. Bahkan, ia belum mau membereskan pakaian yang berceceran di lantai serta laci lemari tempat ia menyimpan perhiasan yang raib.

Di kamar berukuran 5 x 4 meter itulah, Siti, yang baru dipekerjakan satu hari, mengambil perhiasan berupa giwang, kalung, dan anting yang semuanya bernilai lebih kurang Rp 1 miliar. Siti juga membawa kabur tujuh buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) mobil dan tiga BPKB motor milik Listiawan.

"Saya itu kalau punya pembantu selalu saya anggap seperti keluarga saya sendiri, makanya saya percaya dengan pembantu baru saya ini," kata Listiawan saat ditemui di rumahnya, Kamis (23/10/2014) malam. [Baca: Salah Pilih Pembantu, Listiawan Kehilangan Perhiasan dan 7 BPKB Mobil]

Namun karena PRT-nya yang sudah bekerja bertahun-tahun pulang kampung untuk menikah, Listiawan terpaksa mencari PRT baru. Saat itu, ia diberi rekomendasi oleh PRT ibu mertuanya yang tinggal di Tomang, Jakarta Barat.

"Pembantu ibu mertua saya yang sudah kerja sembilan tahun menawarkan adik iparnya untuk jadi pembantu saya. Karena sudah sembilan tahun, dan itu adik iparnya, saya jadi percaya," kata pengusaha properti itu.

Oleh karena itu, pada Selasa (21/10/2014) malam, Listiawan membawa PRT ibu mertuanya dan Siti ke rumah. Keesokannya, PRT ibu mertuanya diantar pulang oleh Listiawan ke rumah ibu mertuanya bersama sopirnya, Fachrul, sekitar pukul 10.00.

Sopir lainnya, Mardani, ditugaskan untuk mengantar anaknya sekolah. Siti pun ditinggal sendiri di rumah. Karena sekolah anak-anak Listiawan tidak terlalu jauh, Mardani pulang lebih dulu. Namun, ia tetap berada di garasi. [Baca: Perhiasan yang Dicuri Pembantu di Menteng Senilai Rp 1 Miliar]

Setelah mengantar PRT ibu mertuanya kembali, Listiawan melakukan transaksi bisnis. Selanjutnya, sekitar pukul 13.00, ia kembali ke rumahnya yang berlokasi di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, itu.

"Saya kaget begitu sampai ke rumah kok pintu pagar sudah terbuka. Saya minta Fachrul untuk memanggil Mardani. Ternyata, orangnya tidur di mobil. Feeling saya sudah enggak enak. Saya langsung turun dari mobil, dan masuk ke dalam rumah," ujar pria beranak tiga ini.

Ia pun segera mengecek kamar, dan langsung lemas ketika mendapati perhiasan berliannya raib. Saat dipanggil-panggil, Siti tidak menjawab, dan sudah tidak ada di rumah dua lantai tersebut.

Kapolsek Metro Menteng Ajun Komisaris Besar Gunawan mengatakan bahwa penyidik tengah mendalami kasus ini. Kepolisian juga sedang mencari Siti, yang belum diketahui dari mana asalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com