Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Naik Ekonomi biar Murah, Malah Dibikin Mahal"

Kompas.com - 25/10/2014, 14:58 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — PT Kereta Api Indonesia berencana menghapuskan subsidi untuk kereta api (KA) ekonomi jarak jauh dan jarak sedang per tanggal 1 Januari 2015. Para penggunanya ada yang setuju, ada pula yang tidak.

Sumarni (50) merupakan salah satu pengguna yang tidak sepakat dengan kebijakan tersebut. Menurut dia, kenaikan tarif KA ekonomi akan membebani pengguna yang menginginkan tarif murah dengan menumpang KA tersebut.

"Naik ekonomi kan biar murah, malah dibikin mahal. Kalau naik, tarifnya sudah hampir sama dengan bisnis, enggak ada bedanya dong," ujarnya saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (25/10/2014).

Sumarni menilai, KA ekonomi jarak jauh adalah andalan bagi siapa saja yang ingin bepergian dengan biaya murah. Ia pun mengaku senang karena saat ini fasilitas yang ia dapat di KA tersebut jauh lebih baik daripada sebelumnya.

"Ya, kalau bisa fasilitasnya begini terus, toiletnya airnya nyala, AC-nya dingin. Tapi jangan naik tarifnya, he-he-he," kata dia.

Berbeda dengan Sumarni, Edi (45) mengungkapkan hal yang sebaliknya. Bagi Edi, meskipun kerap menggunakan KA ekonomi, kenaikan tarif dianggap wajar. Apalagi jika tujuannya untuk memperbaiki fasilitas.

"Enggak apa-apa naik (tarifnya), toh juga enggak setiap hari naik kereta jarak jauh, kan? Paling orang hanya sekali-kali saja pakai. Lagi pula biaya Rp 65.000 itu dari Jakarta sampai Malang apa enggak terlalu murah?" kata pengguna KA Ekonomi Matarmaja ini.

Sebelumnya, Dirjen KA dari Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan, subsidi yang diperuntukan KA ekonomi akan dialihkan untuk KA lokal dan commuter. Pengalihan subsidi ini lantaran alasan keefektifan.

"Pengguna KA jarak jauh dan jarak sedang lebih sedikit dibandingkan dengan penguna KA commuter yang merupakan pekerja dan pelaju dengan jumlah frekuensi yang besar," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com