Sedang apa? "Kita mau nonton dance final battle di sini," ujar Alisa.
Alisa bersama teman-teman sekolahnya hadir khusus untuk menonton "Kratingdaeng Power Dance Final Battle", sebuah kompetisi dance yang menampilkan puluhan dance crew dari program ini. Di antaranya, Slamdown , Three Six One, Street Evolution Crew, G.O.G, Dreamteam, Golden Brothers, Nunusaku, Hola Ladies, W.A.P, We "R" Ladies, T-Zee Crew, Lika Liku Floor, Little Breakin, Jungle Juice, Kalimantan Flava, 7soul, Black Squad Breaking, East Rider Crew, dan Skill Warrior.
Sisi positif
Alisa mengatakan, selama ini, modern dance seringkali diidentikkan dengan budaya dari barat. Remaja-remaja di Indonesia tak jarang mempelajari secara serius jenis tari kontemporer ini. Seringkali, antusias remaja dalam mempelajari modern dance seperti ini dianggap tidak mencintai budaya sendiri.
"Kalau menurutku enggak gitu ya. Kita kan harus terbuka juga dengan dunia luar," ujar Alisa.
Alisa dan teman-temannya mengaku juga mengikuti ekstrakulikuler modern dance di sekolahnya. Hal ini menurutnya kegiatan yang lebih baik dan positif.
Masuk ke dunia modern dance, menurut Alisa, adalah sarana dalam mengasah kemampuan dan memperbanyak kawan.
"Energi kita mumpung masih muda harus disalurkan ke hal positif kaya gini," ujar Alisa.
Alisa tidak menyangkal jika mempelajari modern dance membawa dia kepada pergaulan yang lebih luas. Namun, dia tidak terima juga pergaulannya disebut bebas. Filter terhadap dampak buruk budaya ini tergantung dari dirinya sendiri.
"Semua tergantung kita sendiri. Kalo aku, untung orangtua aku perhatian dan sering nasihatin aku," ujar Alisa. "Bagi aku ini gaul yang positif," tandas dia.