Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Menuntut Rumah Susun

Kompas.com - 04/11/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga di Jakarta Utara menuntut rumah susun sebagai kompensasi pengosongan lahan. Namun, pemerintah menghadapi keterbatasan jumlah unit rumah susun untuk relokasi warga.

Fadil Halimi, perwakilan warga di Kampung Baru Pelelangan di Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (3/11/2014), mengatakan, sejumlah warganya khawatir tidak mendapatkan rumah susun sebagaimana dialami sebagian tetangganya. ”Ada lebih dari 50 keluarga yang sudah meninggalkan hunian mereka, tetapi tidak semua bisa mengakses rusun,” ujarnya.

Fadil mewakili belasan warga yang menghuni lahan di Kawasan Pelabuhan Perikanan Muara Angke. Pengelola kawasan berencana mengosongkan lahan untuk membangun tempat penampungan sampah dan pengembangan fasilitas.

Menurut Fadil, ada 11 keluarga yang diminta segera meninggalkan lokasi. Namun, hingga pekan lalu, mereka belum mendapatkan kepastian tempat tinggal baru.

Di Waduk Pluit, sejumlah warga di sisi utara waduk menuntut ganti rugi bangunan sebagai kompensasi pengosongan lahan. Menurut Tarsono, perwakilan warga RT 019 RW 017 Penjaringan, sebagian warga berharap ada ganti rugi atas bangunannya. ”Mereka bersedia pindah ke rusun dan mendukung rencana penataan waduk, tetapi mereka ingin ada penggantian atas bangunan,” ujar Tarsono.

Kepala Seksi Keamanan Ketertiban dan Perumahan Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Muara Angke Iwan Sudarmawan menambahkan, pihaknya telah mendata warga di lokasi yang akan dikosongkan untuk pembangunan fasilitas pelabuhan. Mereka diusulkan masuk ke rusun, tetapi jumlah hunian vertikal sederhana itu memang sangat terbatas.

”Kami memfasilitasi warga ke Rusun Buddha Tzu Chi karena rusun milik pemerintah belum tersedia. Kami berupaya agar mereka bisa segera pindah, tetapi harus mengoordinasikannya dengan instansi lain,” ujarnya.

Masih kurang

Kendala serupa menghadang program penataan Waduk Pluit. Kini masih ada ribuan keluarga yang menghuni tepian sisi utara dan timur waduk. Namun, jumlah rusun yang tersedia untuk relokasi hanya ratusan unit.

Pekan lalu, Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta mengundi calon penghuni 200 unit Rusun Waduk Pluit yang baru selesai dibangun. Menurut Wakil Wali Kota Jakarta Utara Tri Kurniadi, pihaknya kini menunggu penyelesaian 600 unit rusun lain yang dibangun pengembang di kawasan itu.

Total ada 800 unit rusun baru yang telah dan sedang dibangun untuk relokasi warga. Namun, jumlah itu masih kurang. Menurut Koordinator Normalisasi Waduk Pluit Heriyanto, rusun diprioritaskan untuk warga di lokasi yang akan dibangun. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com