Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2014, 16:44 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi telah memasuki fase pancaroba akhir dan akan segera memasuki musim hujan pada akhir November ini hingga awal Desember mendatang. Warga dan aparat pemerintah setempat diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan bersiap menghadapi risiko bencana alam.

Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Kamis (13/11/2014), seluruh wilayah Jabodetabek berpotensi berawan dan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Maritim Tanjung Priok Yudi Suryadarma, Selasa, mengatakan, curah hujan cenderung meningkat di wilayah Jakarta Utara dan perairan Teluk Jakarta pekan ini. Selasa pagi, curah hujan harian tercatat 23,7 milimeter, tertinggi sejak Oktober lalu.

Namun, kata Yudi, wilayah ini baru akan masuk musim hujan pada awal Desember nanti.

Saat intensitas hujan bertambah, sejumlah proyek normalisasi sungai dan saluran air masih berlangsung. Proyek itu antara lain pengerukan dan peninggian tanggul di Kali Sunter, Kali Ciliwung di daerah Mangga Dua, Kali Ancol, serta pembangunan saluran penghubung di Rawabuaya, Jakarta Barat (Jakbar).

Kondisi ini menyebabkan risiko banjir dan genangan air masih tinggi. Pengamatan Kompas, Selasa, hujan yang mengguyur selama 30 menit sejak pukul 11.00 menyebabkan genangan air di beberapa lokasi, seperti di Jalan Joglo Raya, Jalan Kebayoran Lama, di persimpangan dekat Mal Citraland, dan Jalan Daan Mogot.

Berbagai langkah antisipasi pun disiapkan. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Ediningtyas Kusumadewi menyatakan telah mengerahkan petugas dan peralatan di semua pintu air selama 24 jam. Mereka bekerja secara bergiliran untuk memastikan pintu air tak tersumbat sampah.

Berdasarkan catatan dinas kebersihan, dari 13 sungai besar di Jakarta, potensi sampah terbanyak terdapat di Kali Ciliwung (132,75 ton), disusul Kali Krukut (44,36 ton) dan Kali Angke (28,80 ton).

Menurut Saptastri, paling tidak ada 7.284 petugas kebersihan yang bekerja mengawasi kelancaran pintu air. Dinas Kebersihan juga menyiagakan 54 truk sampah, 34 toilet berjalan, 13 truk tangki air kotor, dan 4 truk tangki air bersih.

Meski demikian, Saptastri meminta warga membantu pembersihan sampah di saluran air.

Ali Maulana, Camat Cengkareng, Jakbar, mengatakan, jajarannya siap menghadapi kemungkinan banjir. Ia menjelaskan, warga sudah berbagi tugas mengontrol sejumlah titik yang dinilai rawan banjir di Kali Apuran, Kali Maja, Kali Mookevaart, anak Kali Angke, dan Cengkareng Drain. ”Dua tempat paling rawan banjir, yaitu di Kelurahan Rawabuaya dan Kelurahan Kapuk, kami waspadai,” ucap Ali.

Dua rumah pompa di Kedaung Kali Angke dan Rawabuaya hingga saat ini masih dibangun.

Percepat sodetan

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi akan mempercepat pembangunan empat sodetan saluran air menuju Kanal Timur agar titik-titik genangan di kota itu bisa berkurang.

Sekretaris Dinas Bina Marga dan Tata Air Pemkot Bekasi Mohammad Ridwan mengatakan, sodetan tersebut diperlukan karena hingga saat ini masih ada 49 titik genangan di Kota Bekasi.

”Pembangunannya memang agak tersendat, mungkin baru 30-40 persen. Namun, kami usahakan bisa selesai pada tahun ini agar bisa digunakan,” ujar Ridwan.

Selain itu, pihaknya juga telah meremajakan sejumlah pompa, menambah jumlah pompa, dan membersihkan pintu-pintu air. Meski demikian, ia mengakui, berharap genangan berkurang drastis tentu juga tidak realistis.

Di tengah segala persiapan menghadapi banjir tahunan itu, di kawasan hulu Sungai Ciliwung justru ditemukan bukti-bukti kerusakan lingkungan. Koordinator Konsorsium Penyelamatan Puncak Ernan Rustiandi mengungkapkan, timnya mengidentifikasi sedikitnya 43 gundukan sampah di Desa Tugu Utara dan Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Kedua desa itu adalah kawasan hulu Sungai Ciliwung.

Koordinator Komunitas Peduli Ciliwung Puncak Tedja Kusumah memperkirakan, sampah yang menumpuk tersebut bisa lebih dari 20 ton. Ketua Ciliwung Institute Sudirman Asun mengatakan, keberadaan gundukan sampah membuktikan pencemaran dan perusakan Ciliwung sudah terjadi di kawasan hulu. (WIN/NDY/PIN/MKN/BRO/JAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com