"Damkar agak lambat. Cari air ke kali nyedotnya, soalnya di sini enggak ada air. Tetapi kalau datang buru-buru tepat waktu, enggak sampai segini," kata Ketua RT 14 Budiman, Kamis siang.
Warga lain, Maydi (20), mengatakan hal serupa. Saat kebakaran berlangsung, Maydi baru bangun tidur dan langsung menyelamatkan barang-barang miliknya.
Namun, saat akan mengungsikan sepeda motor, dia kesulitan mengeluarkan motornya dari area kebakaran karena sempitnya jalan yang dipenuhi oleh warga yang panik dan api yang menyambar dari atas.
Maydi terkena balok kayu yang terbakar dari atas rumah. Balok itu mengenai pundak sebelah kiri dan menyebabkan luka bakar. Saat itu, Maydi melihat seorang petugas pemadam kebakaran yang lewat, dan meminta tolong kepadanya. Namun, permintaan tolong itu ditolak.
"Pemadam dipanggil, tetapi enggak mau. Katanya takut mati. Kalau takut mati, jangan jadi pemadam dong," ucap dia mengeluh.
Maydi pun mengaku sempat ingin meminjam seragam pemadam kebakaran milik petugas agar dia tidak lagi terkena balok kayu yang berapi dari atas. Saat itu, kata Maydi, api sudah banyak menghanguskan bagian atas rumah dan menyebabkan bagian-bagian rumah yang kebanyakan dari kayu itu berjatuhan.
Penyebab kebakaran sementara diduga berasal dari lantai dua rumah kontrakan milik Mamat, warga sekitar. Lantai dua itu disewakan dan dihuni oleh dua orang pendatang dari Pandeglang, Banten, belum lama ini.
Salah satunya adalah Yanti, yang bekerja di Mal Central Park, dan seorang temannya yang bekerja di Pasar Kopro.
Yanti meninggal dalam kebakaran ini, sedangkan temannya sampai menjelang petang belum kembali ke rumah kontrakan tersebut. [Baca: Baru Sepekan di Jakarta, Yanti Meninggal Terbakar di Rumah Kontrakan]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.