"Kayaknya (pompa itu) memang sering ngadat. Soalnya kalau hujan gede gitu suka genang sih. Harusnya disedot pakai pompa itu," kata Aswi (38), salah satu warga saat ditemui di dekat kediamannya, Jumat (14/11/2014).
Pompa yang dimaksud Alwi adalah pompa yang berfungsi menyedot air hujan yang sudah memenuhi sungai kecil di Jalan Kartini Raya untuk dibuang ke Sungai Ciliwung. Saat hujan turun, pintu air dari Sungai Ciliwung ditutup guna mencegah air membludak ke perumahan warga.
Namun pintu air yang ditutup itu juga menghalangi air dari sungai kecil sekitar rumah warga untuk menuju Sungai Ciliwung. Rumah pompa yang disebut sering rusak itulah yang seharusnya berfungsi menyedor air dari sungai kecil tersebut untuk dialirkan ke Sungai Ciliwung.
Kekhawatiran yang sama juga disampaikan oleh Pepen (46), warga Jalan Kartini XA. Ia berharap petugas melakukan perbaikan terhadap pompa tersebut supaya berfungsi dengan prima saat menghadapi musim penghujan.
"Mungkin kemarin-kemarin pas jarang hujan jarang dicek karena kan emang enggak kepakai. Tapi semoga menjelang musim hujan ini benar-benar dipersiapin," harap Pepen.
Pantauan Kompas.com, rumah pompa yang terletak di Jalan Kartini V itu dalam kondisi mati. Pompa terlihat masih cukup baru, tetapi di sekitarnya terlihat berantakan dengan tumpukan karung di sana-sini.
Menurut petugas rumah pompa, Pardamaian, karung-karung tersebut berisi sedimen hasil pengerukan sungai. Ia mengatakan, pompa dalam kondisi baik karena tidak ada alarm yang berbunyi. "Kalau rusak, alarm pasti bunyi, Dinas PU (Perkerjaan Umum) Tata Air juga beberapa waktu ngecek kondisi pompa ini. Kata mereka (kondisi pompa) baik," ungkap Pardamaian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.