Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntut Akses Jalan, Warga di Meruya Hanya Diberi Selebar 60 Cm

Kompas.com - 04/12/2014, 01:44 WIB
Desy Selviany

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Meruya Utara tepatnya RT03 RW11 menuntut dibuatnya jalan dan saluran air. Pasalnya jalan yang di lalui 25 rumah di RT tersebut terancam putus karena adanya pembangunan perumahan BTN yang di peruntukan bagi karyawan BTN di wilayah itu.

Permintaan warga pun bukan tanpa sebab, hal ini karena lapangan yang nantinya menjadi kompleks BTN itulah satu-satunya akses jalan untuk ke rumah mereka. Pada bulan September warga sudah melayangkan protes pertama dalam bentuk surat akan tetapi tidak ditanggapi oleh pihak BTN.

Setelah itu, pada bulan Oktober warga dan pihak BTN mengadakan diskusi, hasilnya diputuskan bahwa BTN hanya akan menyediakan lahan untuk jalan selebar 60Cm di atas saluran air. Pada awal bulan November warga menolak keputusan BTN karena menurut mereka jalan yang di sediakan terlalu kecil dan tidak muat dimasuki motor.

Hal ini diungkapkan oleh salah seorang warga yang terkena imbas pembangunan perumahan BTN, Sadi, (51).

"Jalan segitu mah jangankan buat masuk motor keranda aja gak muat, lagian itu bukan jalan namanya tapi saluran air yang atasnya di beton," katanya kepada Kompas.com (3/12/2014).

Dari pantauan Kompas.com spanduk-spanduk permohonan pembuatan saluran air dan jalan terpampang di gerbang proyek itu. Saat ini pembuatan jalan yang sekaligus menjadi saluran air itu sedang dalam pengerjaan, bahkan sudah hampir selesai. Salah seorang warga, Firdaus, (23), menuturkan bahwa warga ingin jalan selebar 1,5 meter.

"Ya jangan 60 cm gitu lah, apalagi jatuhnya itu got yang di beton minimal 1,5 meter biar kendaraan juga bisa masuk apalagi ini akses satu-satunya," ucapnya.

Menurut Reman, (58), salah seorang warga yang cukup aktif meminta pembuatan akses jalan menjelaskan bahwa saat ini Lurah Meruya Utara dan Camat Kembangan sudah menyetujui bahwa akses jalan harus 1,5 meter di luar saluran air.

"Baru 3 hari yang lalu lurah pantau, dan secara lisan ia menyepakati dibuatnya jalan selebar 1,5 meter dengan panjang 154 meter di luar saluran air. Suratnya sendiri sedang diproses untuk dilayangkan ke pihak BTN," jelasnya. Akan tetapi ia dan warga lainnya juga belum tahu apakah pihak BTN akan menyepakati hal tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simulasi Pendapatan Parkir Liar di Jakarta, Bisa Raup Rp 1,28 Miliar Per Hari

Simulasi Pendapatan Parkir Liar di Jakarta, Bisa Raup Rp 1,28 Miliar Per Hari

Megapolitan
Evaluasi 'Study Tour', DPRD Kumpulkan Para Kepala Sekolah di Kota Depok

Evaluasi "Study Tour", DPRD Kumpulkan Para Kepala Sekolah di Kota Depok

Megapolitan
Sempat Dilaporkan Menghilang, Pria di Cakung Ditemukan Tewas di Kali Sodong Pulogadung

Sempat Dilaporkan Menghilang, Pria di Cakung Ditemukan Tewas di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Kaget Hendak Ditertibkan Dishub, Jukir Liar di Cengkareng Mengaku Ojek Online

Kaget Hendak Ditertibkan Dishub, Jukir Liar di Cengkareng Mengaku Ojek Online

Megapolitan
Dua Hari Berturut-turut Kawasan Tanjung Priok Macet Total, Pelabuhan Didesak Atasi Antrean Kontainer

Dua Hari Berturut-turut Kawasan Tanjung Priok Macet Total, Pelabuhan Didesak Atasi Antrean Kontainer

Megapolitan
Jukir Liar di Minimarket Dilarang, Matsuri: Nanti Anak dan Istri Saya Makan Apa?

Jukir Liar di Minimarket Dilarang, Matsuri: Nanti Anak dan Istri Saya Makan Apa?

Megapolitan
Tak Langsung Ditindak, Jukir Liar yang Terjaring Razia Sudinhub Jakut Diminta Buat Surat Pernyataan

Tak Langsung Ditindak, Jukir Liar yang Terjaring Razia Sudinhub Jakut Diminta Buat Surat Pernyataan

Megapolitan
Sudah 2 Hari Macet Total di Tanjung Priok, Kapal dan Antrean Kontainer Diduga Jadi Biang Kerok

Sudah 2 Hari Macet Total di Tanjung Priok, Kapal dan Antrean Kontainer Diduga Jadi Biang Kerok

Megapolitan
Kadishub DKI Bakal Menindak Pengendara Motor yang Melintasi Trotoar di Matraman

Kadishub DKI Bakal Menindak Pengendara Motor yang Melintasi Trotoar di Matraman

Megapolitan
Kadishub DKI: Jukir Liar Bisa Dipenjara dan Didenda hingga Rp 20 Juta

Kadishub DKI: Jukir Liar Bisa Dipenjara dan Didenda hingga Rp 20 Juta

Megapolitan
Terjaring Razia, Jukir Liar di Minimarket Tebet: Saya Cuma Cari Uang untuk Sarapan

Terjaring Razia, Jukir Liar di Minimarket Tebet: Saya Cuma Cari Uang untuk Sarapan

Megapolitan
Terjaring Razia, Jukir Liar di Tebet Hanya Bisa Pasrah Diminta Berhenti dari Pekerjaannya

Terjaring Razia, Jukir Liar di Tebet Hanya Bisa Pasrah Diminta Berhenti dari Pekerjaannya

Megapolitan
Profil R Kun Wardana Abyoto, Bakal Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Jalur Independen yang Punya IQ Tinggi

Profil R Kun Wardana Abyoto, Bakal Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Jalur Independen yang Punya IQ Tinggi

Megapolitan
Kadishub DKI: Jukir Liar yang Terjaring Razia Akan Diberi Pelatihan Kerja Sesuai Minatnya

Kadishub DKI: Jukir Liar yang Terjaring Razia Akan Diberi Pelatihan Kerja Sesuai Minatnya

Megapolitan
Dishub Jaksel Pastikan Razia Jukir Liar Akan Dilakukan Secara Humanis

Dishub Jaksel Pastikan Razia Jukir Liar Akan Dilakukan Secara Humanis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com