Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Pemprov DKI Perbaiki Jalan Rusak

Kompas.com - 04/12/2014, 10:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar didominasi sepeda motor dituding merupakan akibat dari kondisi jalanan di Jakarta yang buruk. Kondisi jalan yang buruk dinilai merupakan akibat dari ketidakberdayaan Pemerintah Provinsi DKI dalam menyediakan infrastruktur yang baik bagi warganya.

Atas dasar itulah, anggota DPRD DKI dari Fraksi Gerindra Mohammad Sanusi menyatakan tak setuju dengan rencana penerapan peraturan pelaangan sepeda motor di Jalan MH Thamrin dan Medan Merdeka Barat. Sanusi menilai, apabila memang berniat ingin menurunkan jumlah kecelakaan lalu lintas, lebih baik Pemprov DKI melakukan perbaikan jalan daripada melarang dan membatasi penggunaan sepeda motor.

"Kalau kecelakaan motor itu biasanya karena lubang. Kalau karena lubang, harusnya pemerintah bukan melarang (sepeda motor) menurut saya, tapi jalannya yang harus diperbaiki," kata dia, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Tak hanya itu, Sanusi menganggap penerapan peraturan pelarangan sepeda motor di jalan protokol cenderung diskriminatif. Karena, ia menganggap terjadinya kemacetan tidak hanya disebabkan oleh sepeda motor, tetapi juga karena tingginya tingkat penggunaan mobil.

"Undang-undang dibuat harus punya atau didasari rasa keadilan. Kalau dasarnya takut kecelakaan, ya buat jalur (khusus sepeda motor). Terus kalau mau paksa orang tidak naik motor, paksa juga orang untuk tidak naik mobil," ujar Sanusi.

Meski demikian, Sanusi menilai sah-sah saja apabila Pemprov DKI ingin menerapkan peraturan pelarangan sepeda motor, namun dengan syarat Pemprov DKI harus memerbaiki terlebih dahulu kualitas pelayanan transjakarta sesuai dengan Standar Operasi Prosedur (SOP).

"Boleh saja (motor dilarang), tapi kalau pelayanan transjakarta sudah baik. Setiap lima menit sekali ada seperti yang dijanjikan. Untuk sekarang, jangan paksa sesuati karea tidak keberdayaan kita. Ini namanya mengkabinghitamkan," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengklaim bahwa 75 persen kecelakaan lalu lintas di Jakarta didominasi oleh sepeda motor. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, ada 1.900 pengguna sepeda motor yang tewas, dengan rata-rata lima pada setiap harinya.

"Dengan jumlahnya yang tiap harinya semakin meningkat. Belum lagi ditambah yang masuk dari luar daerah menyebabkan 75 persen kecelakaan didominasi sepeda motor. 1900 pengguna motor tewas dalam tiga tahun terakhir, dengan rata-rata lima orang setiap harinya," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Bakharudin Muhammad Syah, di Balaikota Jakarta, Selasa (2/12/2014).

Peraturan pelarangan sepeda motor rencananya akan mulai berlaku mulai 17 Desember. Peraturan ini akan berlaku selama 24 jam non-stop, dan akan diterapkan setiap hari tanpa hari pengecualian. Jadi, peraturan akan tetap berlaku pada hari minggu ataupun hari libur lainnya.

Di sepanjang zona pelarangan sepeda motor akan dioperasikan bus gratis yang akan beroperasi dari pukul 06.00 hingga pukul 22.00. Di luar jam tersebut, warga bisa menggunakan transjakarta koridor I angkutan malam hari (amari) ataupun taksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com