Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Jalan Abai, Maut Mengintai

Kompas.com - 11/12/2014, 07:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil Operasi Zebra oleh Polda Metro Jaya, sebulan terakhir, menunjukkan masih banyak pengguna jalan di DKI Jakarta yang tidak disiplin. Meski nilai denda pemberian tilang bisa menyebabkan pelanggar jera, tetap diperlukan peningkatan kesadaran agar pengendara tertib demi kenyamanan dan keamanan bersama.

Aturan-aturan lalu lintas dilanggar karena beragam alasan. Alasan yang paling sering disebut oleh responden jajak pendapat kali ini adalah keinginan untuk lebih cepat sampai di tujuan. Ketidakhadiran polisi lalu lintas di jalan raya juga acap kali dijadikan pembenaran terhadap ketidakpatuhan. Ada juga yang mengatakan tidak mematuhi rambu-rambu karena terpengaruh oleh pengendara yang lain.

Alasan-alasan ini bisa menjadi indikasi kurangnya disiplin karena rendahnya kesadaran para pengguna jalan di Jakarta.

Pelanggaran aturan yang dipandang sepele bisa berujung pada kecelakaan yang memakan korban jiwa dan kerugian materiil. Berdasarkan data Polda Metro Jaya pada 2011, sebanyak 2.511 kasus kecelakaan karena pelanggaran lalu lintas. Dengan kata lain, setiap hari terjadi enam kasus kecelakaan di Ibu Kota dan sekitarnya akibat ketidakpatuhan terhadap rambu-rambu lalu lintas.

Awal 2014, seorang perempuan tewas jatuh dari jalan layang non-tol Kampung Melayu-Tanah Abang karena suaminya nekat melawan arus lalu lintas di jalur itu. Ketika sang suami menghindari polisi yang berjaga di ujung jalan dengan melawan arus, sepeda motornya menabrak mobil dari arah yang berlawanan. Istri yang berada di boncengan pun terpental dan jatuh dari atas jalan layang.

Susah jera

Denda tilang Operasi Zebra saat ini cukup besar, berkisar Rp 250.000 hingga Rp 1 juta. Beberapa hari sebelum program ini diluncurkan, informasi sanksi ini sudah beredar lewat media sosial. Denda yang relatif besar ini dinilai lebih dari separuh responden bisa membuat jera para pelanggar aturan.

Salah satu responden, Nurhaya (44), menyatakan kapok melanggar karena harus membayar denda tilang yang besar. ”Saya enggak mau bayar segitu mahal. Nanti siang saya makan apa. Ini bawa saja STNK-nya,” kenang Nurhaya saat ditilang polisi karena tidak membawa SIM. Sekarang dia terus berusaha tidak melanggar aturan lalu lintas.

Namun, ada juga yang menganggap hukuman denda yang diberikan kurang memberikan efek jera. Lia (30) menceritakan pengalaman suaminya saat diberi tilang oleh polisi karena melewati jalur bus transjakarta. ”SIM suami saya diambil. Namun, dia memilih untuk membuat SIM baru daripada mengurusnya di kepolisian,” kata Lia.

Biaya pembuatan SIM sama dengan besaran denda menebus SIM di kepolisian mendorong suami Lia memilih membuat SIM baru. Pengalaman suami Lia menjadi contoh denda yang mahal tidak serta-merta membuat semua pelanggar jera.

Meskipun denda tilang yang mahal bisa menjadi alternatif alat untuk mendisiplinkan, upaya peningkatan kesadaran para pengendara agar lebih tertib demi kenyamanan bersama tetap diperlukan. Jika kesadaran terbentuk, potensi kecelakaan pun dapat diminimalkan.
(M Puteri Rosalina/Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com