Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rute LRT yang Ingin Dibangun di Jakarta

Kompas.com - 18/12/2014, 14:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat membangun light rail transit (LRT) pada tahun depan. Transportasi massal berbasis rel itu diklaim sangat cocok diterapkan di Jakarta karena bisa memadukan dua keuntungan sekaligus, yakni daya angkut penumpang yang banyak tetapi tak perlu membutuhkan banyak lahan.

Deputi Gubernur DKI Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Suhodo mengatakan, LRT tidak terlalu membutuhkan banyak lahan karena bisa dibangun di atas ruas jalan. Dengan demikian, kegiatan pembebasan lahan bisa diminimalisasi.

"Pembebasan tanah itu kan paling susah. LRT ini bisa menghindari pembebasan tanah karena bisa dibangun di atas ruas-ruas jalan yang ada," kata Sutanto saat rapat dengan Badan Anggaran DPRD DKI, di Gedung DPRD DKI, Kamis (18/12/2014).

Tak hanya itu, kata Sutanto, fleksibilitas LRT juga memungkinkannya dibangun di antara gedung-gedung. "LRT ini bisa berbelok dengan sudut yang tajam. Beda dengan jenis kereta lainnya," ucap dia.

Sementara itu, dalam hal daya angkut, kata Sutanto, LRT memiliki kapasitas daya angkut yang lebih besar ketimbang monorel ataupun bus transjakarta. Dengan demikian, keberadaannya diklaim bisa menjadi solusi ketimbang menambah jumlah transjakarta.

"Transjakarta dan monorel itu kapasitasnya kecil. Menambah terus transjakarta bukan solusi. Jadi, yang pas ini LRT ini sebetulnya," ucap dia. Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Suhodo, ada tujuh jalur LRT yang diusulkan Pemprov DKI ke DPRD DKI.

Jalur-jalur tersebut diklaim merupakan jalur yang padat penumpang dan bisa memindahkan warga yang tinggal di sekitarnya beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Ketujuh rute tersebut ialah Kebayoran Lama-Kelapa Gading (21,6 km), Tanah Abang-Pulo Mas (17,6 km), Joglo-Tanah Abang (11 km), Puri Kembangan-Tanah Abang (9,3 km), Pesing-Kelapa Gading (20,7 km), Pesing-Bandara Soekarno-Hatta (18,5 Km), dan Cempaka Putih-Ancol (10 km).

Anggaran yang dibutuhkan untuk tiap satu rute adalah sekitar Rp 7,5 triliun. "Jalur-jalur ini menghubungkan kawasan permukiman di tepi kota dengan berbagai pusat aktivitas ekonomi," kata Sutanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com